L

Leave a Comment
*Berikut ini adalah kumpulan kicauan saya di twitter. Sayang jika semuanya dibiarkan begitu saja sehingga saya memutuskan untuk mengumpulkannya di sini. Kumpulan tersebut saya beri judul L. Mengapa L? L bisa berarti banyak hal. Terserah kamu mau menafsirkannya sebagai apa. Bagi saya, L berarti penting dan arti tersebut biarkan menjadi rahasia saya. Selamat menikmati -meskipun mungkin agak membingungkan.*
----------------------------------------------------------------------------------------------------

L

Kamu. Sehari-hari.

Tak bersuara. Hanya gambar diam. Namun penuh makna. Kerinduan.

Aku. Kamu. Terpisah jarak sepenglihatan. Setiap hari. Kau di sana. Aku di ruangan ini. Berjarak sehembusan nafas. Tapi tak ada rasa.

Kita. Berpapasan setiap saat. Bersitatap. Menahan debaran. Di balik pintu. Kau terdiam di duniamu. Di balik pintu. Aku memandang jauh.

Pagi. Kau berjalan cepat. Apa yang kau kejar? Aku berbelok. Mata memicing. Menatapmu. Menjauh.

Siang. Kau bersandar di dinding penuh debu. Aku di balik pintu. Tidakkah kau ingin bersandar di hatiku saja?

Sore. Kau kemasi barangmu. Bersiap untuk pulang. Aku tetap setia di balik pintu. Menatapmu. Tidakkah kau ingin pulang ke hatiku?

Senja. Pewarna langit. Bawa bayangmu pergi. Tinggal jejak. Ku tatap. Punggungmu. Tidakkah kau ingin menoleh sebentar? Aku menunggumu menoleh.

Malam. Desah mimpi. Dimana kau sekarang? Mengingatmu. Sakit. Sesak. Tidakkah kau rasa desahan itu?

Mimpi. Hadirkan dirimu. Semakin sesak. Sakit.

Kabut pagi. Bawa hadirmu. Meski dalam khayal. Percepat langkah. Ingin ku tatap lagi dirimu hari ini. Meski dari balik pintu.

Hari-hari. Dirimu hanya sepenggalan nafas. Dari tempatku berdiri. Mengapa rasanya kau begtu jauh? Hatimu tak terjangkau. Meski ragamu dekat.

Ingin sejenak berhenti. Ingin tanganku terulur menghapus peluhmu. Menghilangkan lelah di wajahmu. Tidakkah kau ingin beristirahat di tempatku?

Hari-hari. Kau dekat. Kau jauh. Ku hanya bisa. Memeluk bayangan. Yang kau tinggalkan. Aroma tubuhmu. Pergi. Sesak.

Mata. Biarkan kau berlalu. Dalam harap. Bayang senja. Ku ukir senyum. Pahit. Kembali ke balik pintu. Tempatku bisa memandangmu. Mata.

Ku pulang. Kau pulang. Beda arah. Lebih lagi. Kita berbeda. Sangat. Sesak. Sakit lagi. Sekali lagi aku menoleh. Hela nafas. Kau kian jauh.

Mencumbu Mimpi

Tidak bertemu. Kamu. Ada rindu. Sesak di Dada.

Memikirkan kamu. Di sana. Terbaring dengan senyum mengembang. Tidak untukku. Bertanya. Adakah aku di ambang mimpimu? Aku menunggu untuk masuk.

Kamu. Terbayang semu di pelupuk mata. Berlomba dengan bintang. Masuk ke alam mimpi. Ah. Kamu tahu. Kamulah pemenang.

Bercumbu dalam angan. Menguak asa. Terpendam selalu. Tak ada kata. Hanya harap. Kamu. Dengar itu? Rasa itu?

Ingin teriak. Di depanmu.Tapi ragaku tak nyata. Di hadapanmu.

Menatapmu. Dari jauh. Dari balik pintu kaca itu. Bayanganmu. Selalu temani. Setiap hari.

Adakah kau tahu? Mata yang selalu. Setia. Menatap ke satu titik. Kamu. Punggungmu. Tidakkah kau rasa?

Menikmati mimpi. Memiliki mimpi. Mencumbu mimpi. Sesak. Sesak. Sesak.

Bercengkrama asa dalam harap. Bergulat ingin dalam dekap semu kerinduan. Tubuhmu. Ingin ku rasa.

Mengejar bayang. Derap langkah kaki tak terkejar. Semu kau nyata. Ada kau fana. Ingin ku kecap. Hangat manis tubuhmu. Dengan rasa.

Tak kan lelah. Meski dari balik pintu kaca. Ingin ku dekap. Ku rasa. Hangat lembut kasih sayang. Adakah kau rasa?

Berharap mimpi nyata. Berharap mimpi tak lagi. Ada. Rasa. Mata iringi langkahmu. Gerakmu. Ingin ku tangkup. Tanganku. Peluk.

Kerinduan. Maya. Ku genggam. Harap asa lebur. Dalam angan. Mimpi. Hanya itu. Pertanda rasa. Aku. Mata. Iringi kamu. Jangan marah.

Lelah. Menutup mata. Akankah kau datang? Atau tetap di seberang? Terbaring damai. Pikiranmu sendiri. Aku. Menunggu di sudut.


Hela nafas.

Lagi. Hari ini. Menatap dari jauh. Harap. Senyummu. Untukku.

Ingin miliki. Kamu. Pengecut. Itu aku. Tak berani. Berlari ke hadapanmu.

Di belakang. Hanya. Di belakang saja. Berharap keajaiban datang. Renggut dirimu. Jatuh. Di pelukku. Berharap kan nyata.

Hela nafas. Aku kalah. Rasa kian sesak. Penuhi dada. Berharap kamu menempatinya. Dada yang penuh rasa. Tentang kamu.

Tarik nafas. Desah namamu di setiap helaan. Ingin mengucap rasa. Namun suara tak nyata. Bisikan. Terlalu lirih. Kau tak peka.

Tetap berlalu. Seolah angin saja. Bayangan saja. Tak ada arti. Bukan siapa-siapa.

Tetap berjalan. Lewati aku. Gigit jari. Menatapmu. Tidakkah kau rasa? Pancaran kasih yang menguar? Menderap untukmu.

Ingin mengejarmu. Tapi langkah tak terbaca. Semu. Pengecut. Enyah entah kemana. Segala ingin akan kamu. Berganti helaan nafas berat. Melihatmu kian berlalu.

Menjauh. Kian menjauh. Tangan tak sampai. Kasih tak kuasa. Rasa tak sanggup.

Pengecut. Melihatmu saja. Dari balik pintu kaca. Bercengkrama kau di sana. Timbul ingin ada aku. Di sana.

Aku. Debu di pinggir lukisan. Berharap setitik cahaya. Menggeser keberadaanku. Jatuh terkulai lemah di depanmu.

Ingin kau dekap. Ingin kau kecup. Ingin kau desah. Ingin kau kuasai. Ingin kau miliki. Ingin kau rasa.

Lagi-lagi. hela nafas. Tak terjadi. Sebatas asa. Saja. Kau. Berlalu lagi.

Sekali lagi. Aku tetap memandang. Punggungmu bergerak. Pulang. Menjauh. Tak terjamah rasa. Ku.

Hela nafas. Hanya hela nafas. Karena angan. Asa. Harap. Mimpi. Hanya hadirkan sesak. Sesak. Sesak. Sakit.

SHARE:
Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

0 Comments:

Post a Comment

BLOG TEMPLATE CREATED BY pipdig