Day 4: Something I Have To Forgive Someone For

Leave a Comment
Hari keempat dan tema yang diberikan bikin gue terbelalak. This is because the theme reminds me of an incident four years ago. It reminds me of you and you -someone who I called my friend.

So, here we go.

Singkat saja, tema ini bikin gue membuka hati lagi dan bertanya: apakah gue udah maafin dia -mereka? And the answer is: not yet. Why? Mbak Deniya pernah membuka kartu tarot untuk permasalahan ini, dan menurut kata kartu, gue masih diliputi ego untuk memaafkan dia dan dia tidak memiliki keberanian untuk meminta maaf. Jadinya, kita saling tarik menarik.

It difficult to forgive orang yang melewatkan tiga tahun masa sekolah bersama lo lalu tiba-tiba byaaarrr, dia -dan si teman baru- menikam lo dari belakang. Mari kita jabarkan mengapa gue masih belum bisa lupain kejadian ini.

- Dia seenaknya bongkar-bongkar handphone gue which is handphone adalah barang pribadi.
- Dia diam-diam buka inbox SMS gue.
- Dia baca SMS nyokap ke gue.
- Dia menyalahartikan isi SMS tersebut dan menyampaikannya ke teman baru di lingkungan kami.
- Si teman baru dengan mulut besarnya menyampaikan pemahaman yang salah itu ke temannya -yang dimaksud mama dalam sms- dengan semangat berapi-api, dimana teman tersebut adalah tetangga gue sejak kecil.
- Akibatnya, nyokap gue dicaci maki sama nyokap si teman.

Lo mau perang sama gue, fine, gue jabani. Tapi, lo malah milih jalan berputar dan bawa-bawa nyokap gue yang nggak tahu apa-apa. Lo fitnah gue, fine, it doesn't matter anyway, tapi lo malah bawa-bawa nyokap gue. Lo tahu apa yang terjadi selanjutnya? Nyokap gue masih aja khawatirin gue dan masa bodo ama fitnah yang lo tujuin buat dia. Setelah semua itu, lo masih berharap gue mau temenan sama lo?

Yang ada gue malah nyesel kenapa dari awal gue nggak ikutin kata nyokap untuk stay away dari lo.

Bitch!

I still remember what Deniya said to me: "Lo nggak harus ketemu dia buat maafin dia. Lo tinggal berdamai dengan hati lo, lo kikis semua kebencian itu, dendam lo itu, dan maafin dia. Lo nggak perlu temenan lagi sama dia kalau lo nggak mau."

I think she was right. And thanks Fhia atas pilihan tema ini because i think, it's time tof orgive her. Untuk kembali temenan kayak dulu *hei, gue bahkan udah empat tahun lebih nggak denger kabar dia* it's impossible tapi untuk sekedar mengucap kata maaf di hati, gue pasti bisa. Ya, agar jalan gue juga tenang ke depannya.

For I and C, thanks ya udah bikin kehidupan awal gue di Jakarta menjadi berwarna. You know, itu gemblengan pertama yang diberikan kota besar ini buat gue karena saat itu , i'm alone, really really alone. Lagipula, percuma gue menahan benci, toh karma udah berbicara kan? Karma does exist dan kalian berdua udah ngerasaiinnya. Saat kalian bikin gue jatuh, gue emang nangis sendiri, tapi nggak butuh menunggu waktu lama, kalian yang terpuruk dan gue yang tertawa. *Ya well, disaat kalian mikirin cara buat jatuhin gue, gue malah ngabisisn waktu dengan belajar demi SNMPTN. Lagian, bimbel itu buat belajar, bukan nyari masalah ;p* and i still laughing till now.

Dan gue tahu mana yang benar-benar teman dan mana yang bukan. Dan gue juga bisa berhati-hati biar nggak salah langkah lagi.

For I and C, forgive me, and I have forgiven you.

Love,
iif

Pacific Place, Jakarta 11.30 AM
SHARE:
Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

0 Comments:

Post a Comment

BLOG TEMPLATE CREATED BY pipdig