FF13: Kalau Odol Jatuh Cinta

3 comments
Kalau Odol Jatuh Cinta
Oleh: Ifnur Hikmah

I really really hate Monday. Bukannya aku tidak bersyukur memiliki pekerjaan yang bisa bikin perempuan lain ngiler, but I'm just in the bad mood right now. And yeah, I need a vacation. Setidaknya liburan untuk menghilangkan kantong mata yang merusak penampilanku.

Dengan mata setengah tertutup, aku beranjak ke kamar mandi. Kudapati Zara, my roommate, sedang menyikat gigi. Tumben si pelor itu bangun duluan.

"Bukan gue yang bangun duluan, elo aja yang kesiangan terus sekarang," komentar Zara seakan bisa membaca isi pikiranku.

Aku hanya tersenyum kecut. Semenjak hubunganku dengan Aaron kandas minggu lalu, Zara selalu punya bahan ledekan karena dia dan Aaron tidak pernah akur.

Kuraih odol yang ada di depan Zara dan mengeluarkan isinya.

"Masih patah hati soal Aaron?"

Aku mengerang. "Masih pagi ya, Za, gue bahkan belum sadar sepenuhnya. Bisa kan lo nunggu sampai gue selesai sarapan dan bisa ngeladenin cercaan lo?"

Zara terkikik. "Ngambek. Gue itu peduli lagi sama lo, makanya pagi-pagi gini udah nanyain kabar lo. Semalam nangis lagi kan?"

Kuabaikan celotehan Zara dengan pura-pura sibuk menyikat gigi. Untuk apa meladeninya? Untuk meyakinkan Zara bahwa teorinya benar? Bahwa Aaron itu bastard dan aku salah satu dari sekian banyak cewek bodoh yang terjerat pesonanya.

Shit. I hate that fact. I hate this feeling.

"Kalau dipikir-pikir, Aaron itu kayak odol ya."

Aku tercekik. "Putih maksud lo? Lo nggak buta kan?" Sergahku dengan mulut berlepotan busa. Bagaimana mungkin Zara bisa nyamain Aaron yang sawo matang akibat olahraga outdoor yang sering dijabaninya dengan odol yang putih bersih ini? Sepertinya Zara juga belum sadar sepenuhnya.

"Bukan itu. Maksud gue, perangai Aaron itu kayak odol."

Otomatis gerakan tanganku terhenti dan menatap sahabatku yang kadang memang suka aneh itu.

"Gini ya. Lo bayangin kalau odol lagi jatuh cinta."

Oke, Zara semakin ngaco. Mentang-mentang aku lagi patah hati karena pengkhianatan Aaron, nggak harus menyuruhku berandai-andai yang nggak mungkin juga kali ya.

Zara mendecak sebal melihat tampang melongoku.

"Gini ya, Kia sayang. Lo lihat odol ini baik-baik." Zara mengacungkan odol dihadapanku. "Kalau odol lagi jatuh cinta, dia akan nemplok dimana aja. Di sikat gigi gue, di sikat gigi lo. Bahkan dia juga nemplok di sikat gigi Jazz kalau dia nginap di sini. Bayangkan ada sepuluh orang di apartemen ini maka si odol akan nemplok di sepuluh sikat gigi."

Kalau saja aku tidak dikejar revisi iklan yang harus selesai hari ini, ingin rasanya mengajak Zara ke psikiater atau rumah sakit jiwa sekalian.

"Si odol bisa kayak gitu karena dia merasa dibutuhin. Dan emang kita butuhin dia. Makanya dia ngeladenin sikat gigi manapun yang disodorin ke dia. Nah, analogi itu cocok sama Aaron."

Masih ada nggak ya psikiater yang praktek jam sepuluh malam? She really really needs a psychiatrist. Aku yang patah hati malah dia yang gila.

"Aaron itu tau dia punya nilai jual yang tinggi, makanya dia ngerasa dibutuhin banget. Nggak heran setiap ada cewek yang deketin dia, diembat gitu aja."

"Maksud lo, gue yang deketin dia, gitu?'

"Lha, memang iya kan?"

Aku terdiam seketika. Well, she's right. Akulah yang tertarik duluan kepada Aaron dan memutuskan untuk mendekatinya. Tapi, Aaron juga membalas uluran tanganku.

"Makanya playboy kacangan macam Aaron itu cocok dianalogikan kayak odol lagi jatuh cinta. Mereka sama-sama merasa berada di atas angin sekarang. Padahal, kalau aja ada odol lain dengan kandungan fluoride lebih bagus, ya odol ini akan kita depak." Zara menyentil odol di depannya.

"Lo akan mendepak Aaron kalau aja selama lo berhubungan ama dia, lo ketemu cowok lain yang punya 'kandungan fluoride' lebih bagus." Zara terkikik sendiri saat membentuk tanda petik waktu menyebutkan kandungan fluoride.

Aku tertegun. Kalau dipikir-pikir, sahabatku yang gelo itu ada benarnya juga. Setidaknya penjabaran panjang lebarnya tentang odol vs playboy bisa membuatku tertawa pagi ini and forget about the asshole Aaron who broke my heart. Sayangnya, aku tidak bertemu pria lain yang memiliki kandungan fluoride lebih bagus ketimbang Aaron saat masih menjadi pacarnya.

Wait a minute, did I said kandungan fluoride? Aku tertawa geli.

"Tapi kita masih bisa membeli odol dengan kandungan fluoride lebih bagus saat odol yang kita pake sekarang udah habis. Artinya, lo masih bisa mencari pria lain yang lebih oke setelah putus dengan Aaron."

Aku terpana. Si gelo Zara sudah bertransformasi jadi si jenius pagi ini dengan nasihat oke yang dilontarkannya barusan. Di Carrefour masih banyak tersedia odol lain yang bisa kupilih saat belanja bulanan. In other word, there are many fishes in the sea. There are many good mans in the world.

Aku tersenyum sumringah. "Thanks ya, Za, tapi lain kali bisa kan lo nyari analogi yang pinteran dikit?"

Zara hanya tertawa sambil ngeloyor keluar dari kamar mandi.

Yeah well, analogi pintar apa lagi sih yang kuharapkan keluar dari bibir cewek yang menganggap pria sejati itu adalah pria yang bisa melindungi seperti hand and body lotion?


#15HariNgeblogFF Day 13 "Kalau Odol Jatuh Cinta". Tema yang aneh, tapi tantangan juga sih. Sempat bingung mau improvisasi dimana tapi akhirnya mutusin bikin odol sebagai si playboy karena bisa nemplok di sikat gigi mana aja instead of odol yang setia ama gigi ;p/
SHARE:
Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

3 comments

BLOG TEMPLATE CREATED BY pipdig