You vs Robin van Persie
NB: Sebuah cerita iseng yang lahir karena sedih melihat van Persie mengangkat trofi Premier League dia yang pertama semalam *Gooners yang menangis*
Mungkin, perasaanku kepadamu
sekarang sama seperti apa yang kurasakan terhadap Robin van Persie. Kamu tahu
siapa dia kan? Pemain bola idamanku juga pujaan banyak orang di dunia.
Dulu aku memuja-mujanya. Mengikuti
perkembangannya mulai dari bocah kecil yang mulai mencatatkan namanya di
Belanda sana hingga akhirnya berlabuh di London. Kepiawaiannya mencetak gol
hingga sempat dibekap cidera dan akhirnya tampil gemilang. Musim 2011/2012
adalah masa-masa kegemilangannya.
Sama sepertimu. Kamu tahu, aku
sudah lama memperhatikanmu. Semenjak dirimu bukanlah siapa-siapa. Seperti halnya
Wenger yang telaten membentuk van Persie hingga menjadi seorang bintang, aku
juga bersikap sama. Selalu mendukungmu bahkan di saat orang-orang mencibir
kegagalanmu. Selalu telaten mengeluarkanmu dari sikap egoismu dan menjadi
seorang pria berjiwa dewasa sesuai keinginan eyangmu.
Lihatlah. Kamu bersinar laksana
bintang. Terang dan menyilaukan.
Juga menarik perempuan lain untuk
mendekatimu.
Seperti klub lain yang juga
mendekati van Persie.
Sama seperti van Persie yang ingin
segera melepas dahaganya akan sebuah trofi setelah tujuh tahun puasa gelar. Kamu
juga menginginkan sebuah trofi. Menyuntingku demi warisan eyangmu.
Namun aku sama seperti Arsenal. Punya
cara sendiri dalam menyikapi masalah ini. Aku bukannya tidak mencintaimu. Aku hanya
belum siap, terlebih karena alasanmu adalah demi warisan. Seperti halnya Wenger
yang selalu menjanjikan sebuah trofi kepada skuatnya, aku juga menjanjikan
suatu hari nanti kepadamu. Seperti halnya Wenger yang mengutamakan kepentingan
klub, aku juga mengutamakan kepentingan keluargaku. Mereka masih membutuhkanku.
Aku patah hati begitu van Persie
memutuskan untuk tidak memperpanjang kontrak tiga hari setelah aku membeli
jersey musim baru Arsenal. Aku patah hati begitu kamu memutuskan untuk tidak
lagi melanjutkan hubungan ini tiga hari setelah perayaan hari jadi kita yang
ketujuh.
Aku semakin terluka saat kemudian
van Persie memutuskan bergabung dengan Manchester United. Aku tidak akan pernah
lupa rivalitas yang terjalin antara Arsenal dan Manchester United, terutama era
90an dan 2000an awal. Rivalitas yang menjadikan kedua klub itu sebagai musuh
besar. Sebuah pengkhianatan di mata fans sejati sepertiku.
Kamu juga sama, semakin membuatku
patah hati karena tidak lama setelah berakhirnya hubungan kita, kamu
menggandeng Tita, mantan sahabatku yang kemudian menjadikanku sebagai musuhnya
sepanjang tujuh tahun hubungan kita. Sebuah rivalitas antara aku dan Tita yang
semakin memuncak semenjak kalian bersama.
Arsenal semakin terpuruk. Sama sepertiku.
Terpuruk.
Van Persie pergi di saat dia
benar-benar dibutuhkan hanya demi sebuah keinginan mengejar trofi. Kamu pergi
di saat aku benar-benar membutuhkanku demi sebuah pernikahan dan warisan yang
nantinya masuk ke kantongmu begitu kamu menikah.
Arsenal tidak bisa memberikan
trofi kepada van Persie. Aku tidak bisa memberikan warisan itu jatuh ke
tanganmu karena belum siap dengan pernikahan.
Dan lihatlah van Persie yang
akhirnya mendapatkan apa yang dia inginkan bersama MU. Kamu juga mendapatkan
warisan yang kamu inginkan karena Tita.
Seperti halnya Gooners yang berduka
saat van Persie masuk ke Emirates Stadium dan para punggawa Arsenal memberikan Guard of Honor, aku juga berduka saat
kamu memasuki hotel yang sudah kuangankan menjadi tempat resepsi kita nanti dan
aku sebagai bridesmaid atas permintaan
emosional Tita. Andai aku bisa melakukan aksi Poznan malam itu, seperti
beberapa Gooners yang melakukannya saat Guard of Honor.
Aku merasa menjadi orang paling bodoh
di sunia.
Begitu melihat wajah arogan van
Persie memasuki Emirates Stadium, aku juga melihat betapa arogannya kamu.
Dan malam ini, ketika aku melihat
tawa lebar van Persie saat mengangkat trofi Premier League untuk yang pertama
kalinya, tawa itu juga ada di wajahmu saat eyangmu memberimu warisan.
Dan aku menangis patah hati.
NB: Ini nih foto yang bikin gue nangis
aku nggak tau gimana kok bisa tau-tau nyampe di sini dan baca tulisan di atas, tapi waktu itu aku juga nangis kok, bahkan sebelumya, waktu robin bilang di blognya kalo dia nggak akan perpanjang kontrak, ditambah foto dia bersama Sir Alex di Old Trafford, aku nangis sampe 3 hari sampe sekarang bahkan masih susah move on, kita senasib ya.. gooners yang menangis hehe..
ReplyDelete