Any Man Of Mine
Rachel Gibson
(Nggak suka sama cover ini karena Sam berambut hitam, harusnya pirang, dan Autumn berambut cokelat harusnya merah)
Warning: Jika dalam keadaan jomblo akut, silakan berpikir seribu
kali lipat sebelum membaca buku ini.
Autumn Haven, 30 tahun, single mother, yang sukses dengan bisnis
wedding organizer miliknya. Karena sebuah
kebodohan hampir enam tahun lalu di Las Vegas, the sin city, Autumn jatuh cinta sama Samuel LeClaire, pemain
hockey terkenal, dan menikah. Namun besoknya, Sam meninggalkannya di kamar
hotel. Tanpa penjelasan. Hanya selembar wedding
certificate. Beberapa minggu kemudian hanya lawyer Sam yang menghubunginya dengan tujuan mengurus perceraian.
Dan Autumn hamil.
Sam memang bertanggungjawab sih
dengan masih membiayai Conner, anak mereka. Sam tetap dengan kehidupannya yang glamour dan suka gonta ganti pacar. Autumn
sendiri terus bekerja keras demi kehidupannya dan Conner dan sejak hamil sampai
sekarang nggak pernah pacaran lagi.
Lalu mereka bertemu lagi ketika
Conner berumur lima tahun di salah satu pernikahan teman Sam yang di-handle Autumn.
Sam mulai menunjukkan gejala ingin
menghabiskan waktu sebagai ayah yang baik. Autumn mulai menyadari bahwa dia
masih mencintai Sam. Bahkan lebih. Cinta yang lebih dewasa.
*hela napas dulu*
Any Man of Mine. Novel Rachel
Gibson pertama yang gue baca. Gue sering melihat novel Gibson tiap kali ke
Periplus atau Kinokuniya dan suka dengan covernya yang manis. Setelah sekian
lama penasaran, akhirnya gue punya juga satu buku dia dan baca.
And I loooooveeee it.
She’s a lil bit like Nora Roberts with a taste of Lauren Weisberger.
Nah loh. Maksudnya, romantisme yang dihadirkannya seperti Nora Roberts tapi
gaya berceritanya lugas dan detail dengan lebih mengutamakan perasaan
tokoh-tokohnya, just like Lauren
Weisberger. This is a light book. Gue
selesai baca dalam waktu kurang dari lima jam. Selain karena ceritanya yang
bagus, cara bercerita Rachel begitu engaging.
Terlebih interaksi Sam dan Conner. Ohmigod!
FILF alert.
Why I love imported book is idenya yang kaya. Las Vegas as a sin city benar-benar digambarkan penuh dosa. Club and wine and alcohol and dance and man
and woman. At the bed, hanging at the wall, at the couch, poolside, at the pool
even at the limo around the city. Ohmigod. Panas bo, haha.
Dannn… adegan seks-nya bisa
digambarkan dengan manis. Like Nora Roberts.
Nggak jijik seperti 50 something dan
kawan-kawan itu, hihi.
Samuel LeClaire. A Canadian. Hockey player. Yang benar-benar
sadar dengan uangnya yang banyak dan kerja kerasnya selama di pertandingan, dia
harus bersenang-senang. Namun ada turning
point ketika bersenang-senang versi Sam bukan lagi party and woman but having a great time with his son. Dan Autumn.
Sam has a high cheekbone. Dan ada satu kalimat di sini: He wanted to eat her up. This sentence
reminds me of Benedict Cumberbatch and his kind of kissing. And of course, his
cheekbone. Oh, his blue eyes and golden hair too.
Sayangnya Kak Ben badannya nggak segede badan Sam. Pemain hockey
kan badannya gede banget, hihi. Tapi gue masih ngebayangin Kak Ben selama
membaca buku ini.
Autumn sendiri digambarkan
berambut merah alami dank arena lagi nonton Game of Throne, mau nggak mau
ngebayangin Rose Leslie sebagai Autumn, hihi. *kadang Autumn as gengges as Ygritte
juga sih hihi*
Gue suka interaksi antar tokoh
yang dihasilkan.
Sebagai percobaan pertama, gue
puas dengan Rachel Gibson dan masih mencari novelnya yang lain, termasuk novel
yang menuai banyak review dan menjadi bacaan wajib seorang hopeless romantic; Sex, Lies, and Online Dating.
0 Comments:
Post a Comment