Fly To The Sky
Nina Ardianti dan Fly To The Sky
Edyta
Edyta has a quarter life crisis
when she got 26 years old. A mess-maker, doesn’t have a boyfriend, brothers
complex, sembrono,
ceroboh, pelupa, punya dua kakak yang punya segudang jebakan batman untuk
mengecek setiap cowok yang dibawa Edyta ke rumah, juga Ihsan, sahabat kakaknya
Ilham yang juga tetangganya dan teman sekantornya. Abang-abangnya ini juga
enggak pernah bosan-bosan menyomblangkan Edyta dengan teman-temannya.
Suatu ketika Edyta dikenalkan sahabatnya, Syianna, kepada Radit,
sahabat pacarnya Syianna, Yudha. Radith yang punya senyum breathtaking sehingga dijuluki Mr.Take-My-Breath-Away
oleh Edyta ini perlahan-lahan dekat dengan Edyta,
Di sisi lain, Edyta dicomblangin abangnya Ferro dengan temannya
Bara. Dua jam nunggu sampai Edyta bete, Bara enggak datang dengan alasan buntut
anjingnya kejepit pintu. Pas mau pulang, hari hujan. Jadi, deh Edyta mampir ke
restoran CandraKirana. Lagi-lagi dia berbuat kekacauan dengan nyerobot meja orang.
Tapi Edyta malah kenalan dengan cowok itu. Ardian.
Ardian
Ardian, pilot Indonesia Airbridge yang terkenal playboy tapi sedang dalam keadaan jomblo
sekarang. Punya OCD, meski dikit, sehingga semua yang dilakukannya selalu rapi
dan teratur. Sahabatnya, Leila yang juga pramugari ngecomblangin dia dengan
pramugari baru, Mawar.
Ardian punya kebiasaan mengenang kematian ibunya di restoran
CandraKirana di meja yang sama. Tapi, semua rencana yang sudah dia susun dengan
matang malah berantakan gara-gara Edyta. Dalam pertemuan pertama, Ardian sudah
tahu kalau Edyta enggak memenuhi semua checklist
tentang cewek idaman yang dia punya. Tapi, ketika Ardian dekat dengan Mawar
yang notabene memenuhi semua checklist
itu, dia malah terus kepikiran Edyta.
Masalahnya, takdir seolah-olah sedang mempermainkan mereka dengan
ada-ada saja kejadian yang bikin mereka enggak ketemu padahal udah deket.
Tahun lalu Gagas Duet sempat menyita perhatian gue tapi parahnya,
gue cuma baca satu, Bittersweet Love. Itu pun gara-gara ditulis Adit, haha. Tapi,
dari bisik-bisik tetangga di Goodreads banyak yang memuji Fly To The Sky. Kenapa
akhirnya gue baca buku ini karena gue suka tulisan Nina dan Moemoe. Ketika satu
buku ditulis mereka berdua, combo attack banget
ya bo, haha.
Ketika baca buku ini gue langsung ingat film Serendipity, salah
satu film romcom yang bikin gue gregetan sepanjang nonton. Buku ini juga bikin
gue gregetan sepanjang baca. Gue suka sikap Edyta yang dengan kecerobohannya
itu bikin dia real banget. Part Edyta ini khas chicklit banget. Udah gitu percakapan-percakapannya juga lucu. Udah
gitu tokoh-tokohnya udah pernah gue kenal di Simple Lie. Dan gue tahu juga
kalau Ilham ternyata udah putus sama Rere, haha. Dan gue juga baru tahu kalau
mereka pindah rumah, ya? di Simple Lie mereka tinggal di Tanjung Barat, tapi
sekarang di Pejaten toh, hehe.
Bagian Moemoe juga seru. Two
thumbs up untuk risetnya Moemoe tentang penerbangan. Ceritanya juga ringan
dan enak buat diikutin. Kalau dari segi gaya menulis enggak usah dibahaslah ya.
gue emmang suka sama mereka. Toh alasan gue membaca buku ini karena gue sudah
kepalang suka dengan gaya menulis mereka.
Oh ya, gue suka judul tiap bab. Yang Edyta chikclit banget. Ardian
bahasa penerbangan banget. Kesukaan Ardian ngasih nada di tiap gadget ala-ala
penerbangan gitu bikin OCD-nya makin keliatan, hihi. Lucu.
Cuma satu komentar gue: TYPO DIMANA-MANA. Ampun banget, deh.
Mengenai ending, gue, sih, berharapnya Moemoe atau Nina mau
berbaik hati gitu bikin kelanjutannya. Penasaran gimana Ardian yang OCD ketika
pacaran saam Edyta yang mess-maker. Memang,
sih, kata Ardian, Edyta is a mess-maker
and I am a cleaner, tapi tetap aja penasaran, hehe.
Moral lesson: pasangan itu kayak puzzle. Ada yang
menonojol, ada yang melengkung, jadi saling melengkapi.
0 Comments:
Post a Comment