How Zoe Made Her Dreams (Mostly) Come True
Sarah Strohmeyer
Zoe Kiefer punya pengalaman berkesan terhadap Fairyland Kingdom, theme park bertema fairytale. Waktu kecil dia sering diajak ibunya ke sana sebelum
sang ibu sakit dan akhirnya meninggal. D musim panas ini, Zoe memutuskan untuk
ikut internship di sana bersama
sahabat baik sekaligus sepupunya, Jess. Jess juga punya masalah pelik, yaitu
keluarganya yang mendadak bangkrut dan dia harus dapat uang agar bisa
melanjutkan kuliah di Tish.
Jadilah mereka berdua berangkat ke Fairyland Kingdom dan Zoe ingin
melakukan apa saja untuk membantu Jess memenangkan Dream & Do Grant, hadiah
untuk best intern senilai 25.000
dolar.
Jess mendapatkan peran sebagai Red Riding Hood 2 sedangkan Zoe
malah end up sebagai lady-in-waiting alias asisten pribadi
pemimpin Fairyland Kingdom yang dipanggil The Queen.
Di summer intern ini Zoe
dan Jess juga bertemu cinta mereka. Ada RJ, best
intern tahun lalu yang kembali lagi ke Fairyland Kingdom yang menjadi love interest Jess, Marcus, surfer yang jadi pasangan one night stand Jess buat bikin RJ
panas, Dash, cowok vegetarian berlogat Inggris yang seksi tapi sangat ambisius,
juga Ian Davidson, model di Texas sekaligus gede di peternakan di Colorado yang
diam-diam disukai Zoe tapi ternyata Ian enggak seperti yang Zoe pikir.
Pekerjaan Zoe enggak hanya sebatas melayani The Queen, tapi juga mengajak
anjingnya, Tinker Bell, jalan-jalan. Jadi orang terdekat The Queen enggak bikin
Zoe hidup tenang, apalagi ketika dia tanpa sengaja masuk ke Forbidden Zone dan ditolong oleh seorang
prince charming. Selain terus
berusaha menyenangkan The Queen, menjaga Tinker Bell, Zoe tiba-tiba dimusuhi
Adele, Cinderella yang bermasalah dengan berat badan lalu kabur karena enggak
terima diturunkan jadi B-class Princesses,
Jack the Hansel yang memanfaatkan rahasia Zoe untuk menjatuhkannya, pasangan
ambisius Dash dan Valerie, serta backstabber
dan permainan yang enggak disangka-sangka. Oh,
Insert Sage Adams and his mother slash manager here, pemenang American Idol
yang lagi naik daun dan liburan ke Fairyland Kingdom sekaligus lagi dijajaki
untuk menjadi spokesperson Fairyland
Kingdom. Sage enggak hanya membuat pekerjaan Zoe jadi tambah sulit, dia juga
mengacaukan hubungan Zoe dan Ian.
Tapi pada akhirnya, Zoe menyadari bahwa di akhir musim panas ini,
hampir semua impiannya tercapai.
Pertama kali gue tertarik pengin baca buku ini adalah karena
cover. Sweet and unyu gitu, deh. Juga
judulnya yang panjang dan catchy. Jujur,
gue belum pernah dengar siapa Sarah Strohmeyer sebelumnya. Barulah ketika suka
sama cover akhirnya baca review buku ini dan katanya bagus.
Finally gue bisa baca. Ebook, sih, karena mau beli bukunya
enggak jadi-jadi, hehehe.
First of all, gue suka dengan cara menulis
Sarah yang enak diikuti dan detail. Gue serasa benar-benar berada di dalam
Fairyland Kingdom dan menikmati theme
park yang penuh dengan princes and
princesses. Gue salut dengan ide theme
park ini. Sebenarnya, sih, dramanya khas anak sekolah, tentang cinta, sahabat,
betrayal, backstabber, drama queen,
dan prince charming. Bedanya jika
biasanya mean girl itu kakak kelas,
di sini yang jadi mean girl adalah
Adele dan geng princesses yang
pastinya cantik-cantik.
Kisah dramanya juga pas. Dan pastinya, manis. Oh, cowok yang
enggak too good to be true. Gue selalu
tertarik baca cerita dengan tokoh yang imperfectly
perfect gini karena di kehidupan nyata toh kita semua juga imperfectly perfect. Jadi, berasa real. Satu lagi poin plusnya, selalu ada
alasan di balik setiap sikap tokoh-tokohnya ini. termasuk alasan di balik sikap
menyebalkan The Queen.
Emosi kita benar-benar dipermainkan ketika baca buku ini. Sejak
awal gue suka Ian dengan kalimat-kalimat lucunya yang remaja banget tapi masih
ngena di usia gue sekarang, hehehe. Lalu ketika Ian bersikap seperti backstabber yang ambisius, hati kecil
gue enggak terima itu. Lalu Dash yang dekat dengan Zoe. Kenapa bisa jadi kayak gitu?
Gue lebih bisa terima kalau Dash-lah yang jahat dan Ian benar-benar tipikal Prince Charming. Lalu ada Adele yang drama queen banget. Terus menjelang
akhir tiba-tiba RJ berubah. Come on,
kok bisa kayak gini?
Lalu ternyata akhir dari semua drama adalah drama. Gue pengin
teriak saking gemesnya tapi enggak bisa karena lagi di kereta, hehehe.
So far, gue puas dengan cerita ini. Ringan
dan remaja banget. Endingnya cukup memuaskan dan bisa mengajak pembaca untuk
melihat setiap tindakan dari dua sisi. Dan kita enggak bisa benci sama The
Queen, hehehe.
Intinya, gue pengin bisa dateng dan ngerasain langsung gimana
serunya Fairyland Kingdom ini.
Katanya novel ini The Devil Wears Prada versi remaja karena
asisten dan devil bos. Tapi, di buku
ini pada akhirnya gue bisa mengerti di balik sikap menyebalkan The Queen. Dan Zoe
enggak segengges Andy, hehehe.
Namun masalahnya novel ini masih belum mampu menggusur kedudukan
Etienne St. Clair di hati dan pikiran gue. Meski Ian Davidson itu ganteng dan jadi
Prince Charming di sini, gue masih
suka sama si pendek dari Prancis berlogat Inggris, Etienne.
I need something yang bisa ngalahin Etienne, nih.
0 Comments:
Post a Comment