[book review] Rule of Attraction by Simone Elkeles

Leave a Comment
Rule of Attraction
Simone Elkeles



Meet Carlos Fuentes, brother of Alejandro Fuentes. The rebel one. Setelah hidup tenang di Meksiko, Carlos diajak pindah ke Colorado oleh kakaknya, Alex, agar bisa diawasi. Carlos memilih untuk stay numb karena semua orang meninggalkannya, ayahnya, Destiny pacarnya, dan Alex yang sekarang enggak lagi dikenalnya karena berubah banget. Karena suatu kesalahan yang enggak dilakukannya, Carlos dipenjara dan atas bantuan Profesor Westford, dosen Alex, Carlos tinggal di rumah profesor itu. And then he met Kiara Westford.
Meet Kiara Westford. The extraordinary girl. Gagu setiap kali gugup atau emosi tapi memutuskan di tahun seniornya ini dia enggak akan pemalu lagi. Suka mendaki gunung cuma untuk membuat PR. Suka pakai baju kedodoran. Ngerti banget soal mobil. Suka olahraga. Diputusin pacarnya, Michael, lewat SMS. Berkat bantuan sahabatnya, Tuck, Kiara membuat Rule of Attraction berisi cowok impiannya. Namun semua peraturan itu terabaikan karena Carlos.
Lalu ada Wes Devlin, Bandar narkoba yang ingin merekrut Carlos karena enggak punya koneksi dengan Bandar di Meksiko. Carlos menyadari semua orang dekatnya dalam bahaya. Enggak cuma keluarganya di Meksiko, tapi juga keluarga Westford yang jadi guardian buatnya. Terlebih Kiara, yang tanpa sadar dicintainya.
Another Fuentes story.
Gue masih dalam mood missing-Alejandro-Fuentes-so-much sehingga memutuskan lanjut baca buku ini tanpa istirahat. Di Perfect Chemistry Carlos muncul beberapa kali, termasuk bikin Alex sakit kepala karena Carlos kepengin masuk geng Latino Blood seperti Alex. Di sini lebih dilihatin betapa rebelnya Carlos. Kerjaannya cuma pengin cari masalah karena dengan begitu dia jadi enggak bisa ngerasa apa-apa. Secara konflik gue lebih suka Perfect Chemistry. Cerita Rule of Atraction lebih simpel meski tokoh yang terlibat lebih banyak.
Karakter. Gue enggak suka karakter Carlos. Mungkin karena gue terlanjur jatuh cinta sama Alex dan di sini Carlos cuma nyusahin Alex makanya gue benci Carlos, haha. Tapi, entahlah. Sejak awal gue udah enggak suka aja sama Carlos. Bandelnya enggak beralasan. Memang, sih, dalam satu keluarga selalu ada the bad one. Tapi gue enggak suka aja karena Carlos nyusahin kakaknya. Kiara Westford. Tipikal cewek yang gampang di-bully padahal sebenernya menarik. Cuma dia menyembunyikan sisi menarik itu dibalik keunikannya. But she still a girl. Pas Kiara pengin banget dateng ke homecoming dan bener-bener nyiapin diri untuk pesta itu, gue ngerasa kalau sebenarnya Kiara cuma remaja biasa. Gagunya bikin Kiara ini makin unik. Tapi, ketika udah bareng Carlos, ada sisi liarnya juga, haha. Tapi di akhir Kiara berubah gengges dengan ikut campur urusan Carlos dan bokapnya. Untung enggak terjadi apa-apa sama dia. Gue enggak suka cewek gengges, makanya gue lebih suka karakter Brittany.
Gue suka karakter Tuck yang riang dan lucu. Memberi warna baru di buku ini. memang, sih, gay is a women best friend, hehe. Gue juga suka karakter Brandon, bocah lima tahun adik Kiara yang lucu tapi bisa bikin Carlos tanpa disadari Carlos menampakkan dirinya yang sebenarnya. Interaksi Carlos-Brandon ini gue suka banget. Carlos berusaha tampil like a pendejo—jerk—tapi sebenernya dalam hati manis banget dan peduli sama Bran. Apalagi waktu Carlos mendapati Bran main game online tentang drug dealer dan waktu mereka dalam misi mencari tempat persembunyian cokelat rahasia di dapur. Kocak.
Lucky for me, di sini ada subkonflik Alex-Brittany jadi bisa ngelepas kangen dengan pasangan itu. Di buku ini kelihatan banget kalau mereka sudah dewasa padahal baru 20 tahun.
Chemistry. Simone Elkeles sepertinya juara banget memunculkan chemistry yang berawal dari rasa saling benci. Interaksi Carlos dan Kiara, juga Carlos dan Profesor Westford, serta Carlos yang sering dibikin kesel sama Tuck itu juara. Two thumbs up for Elkeles.
Konflik. Enggak semendebarkan dan semenegangkan Perfect Chemistry. Enggak bikin nangis juga. Enggak bikin sesak napas juga. Di sini Carlos enggak nyelesaiin konfliknya sendiri karena dibantu Alex dan Prifessor Westford. Kalau Alex, kan, nyelesaiin masalahnya sendiri dan itu bener-bener bikin nangis kejer. Dan untunglah enggak ada yang meninggal karena gue takut keulang kejadian waktu Paco meninggal dan gue deg-degan takut Profesor Westford ketembak.
Meski kurang greget dibanding Perfect Chemistry, Rule of Atraction tetap worth to read, kok. Di sini juga bertebaran banyak adegan manis. Pesta homecoming, waktu Carlos cium Kiara dari jendela mobil, waktu mereka mendaki gunung, atau di dermaga danau. Manis…

Sekarang gue udah mulai baca Chain Reaction, buku ketiga, tentang Luis Fuentes, the youngest. Mereka kembali ke Chicago dan katanya musuh lama Alex balik lagi. Sepertinya lebih menegangkan.
SHARE:
Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

0 Comments:

Post a Comment

BLOG TEMPLATE CREATED BY pipdig