Prelude
Sam Umar
Tina senang
banget ketika bisa kuliah di Leipzig untuk mendalami musik klasik dan cello. Terlebih
Leipzig adalah kota yang identik dengan musisi legendaris Johann Sebastian
Bach. Dan, Tina bercita-cita untuk bisa berpartisipasi di Festival Bach yang
selama ini hanya dinikmatinya lewat YouTube.
Untuk mewujudkan
impiannya itu, Tina dibantu oleh dosen favoritnya yang dulu juga pemain selo
terkenal, Maria Tan. Selain itu, Tina juga punya teman yang sangat baik dan
membantunya karena tinggal sendirian di Jerman, Hans, Nadine, serta teman band
Hans di Hans Trio.
Tapi, enggak
selamanya impian bisa terwujud nyata. Tina pun harus bersinggungan dengan masa
lalunya. Dan pertanyaan yang selama ini memenuhi benaknya, siapa ibunya?, tanpa
sengaja terjawab di kota musik ini.
Ini novel
ketiga dari Festival Series terbitan Teen Noura yang gue baca. Dan ini novel
pertama Sam Umar yang gue baca. Sejak tahu bakalan ada Festival Bach ini, gue
langsung excited. Bukan karena gue
bisa main musik, tapi karena gue suka musik. Dan gue suka Jerman. Dan keduanya
ketemu di satu buku. Alhasil, gue punya ekspektasi tinggi.
Pertama,
komentar dari segi cerita dulu ya. Gue suka ceritanya. Konfliknya pas. Sahabat,
cinta, dan keluarga. Background
setiap tokoh yang membawanya ke gong konflik benar-benar diperhatikan sehingga
semuanya terasa make sense dan enggak
maksa. Dan, yang bikin gue makin suka adalah, Sam enggak menyajikan tokoh yang too good to be true dengan tokoh utama
yang selalu beruntung. Ending untuk
Tina pas banget, enggak maksa, dan realistis.
Kedua,
deskripsi tempat. Ciamik. Berasa banget riset yang dilakuin penulis. Tapi, di beberapa
bagian too much detail. Dan pendeskripsiannya
kurang smooth sehingga di beberapa
bagian gue serasa baca buku panduan wisata, he-he-he.
Satu lagi,
penulis yang emang musisi dan menggeluti musik terlihat jelas bisa menulis soal
musik ini. Banyak istilah musik yang dihadirkan tapi enggak menggurui. Dan karena
cello, gue jadi inget If I Stay yang
gue baca beberapa waktu sebelumnya dan tokohnya pemain cello juga.
Overal, gue suka novel ini. kecuali
kalimat pembuka yang menurut gue enggak banget. Untunglah kekesalan di kalimat
pembuka tertutup oleh cerita di halaman selanjutnya yang cihui.
Ditunggu cerita
selanjutnya, Sam Umar.
saya baru beli hihihi, ini lg mau dibaca
ReplyDelete