Paper Towns
John Green
Gue punya yang cover ini, UK Edition. Soalnya covernya lucu, kayak gambar anak-anak.
Meet Quentin ‘Q’ Jacobsen. Cowok yang hidupnya lempeng bak
jalan tol. Enggak neko-neko. Anak mami papi yang jelas jadi kebanggan
orangtuanya. Punya sahabat yang seru, Ben dan Radar, meski jadi outcast di sekolah.
Meet Margo Roth Spiegelman. The queen
bee from school. Sekaligus tetangga
Q. Waktu kecil mereka akrab tapi jadi berjarak setelah mereka remaja. Mereka pun
punya lingkungan pertemanan sendiri-sendiri yang beda banget.
Lalu suatu
malam, Margo menyelinap ke kamar Q dan meminta Q menemaninya melakukan aksi
balas dendam. Semalaman mereka keliling Jefferson Park untuk balas dendam ke
pacar Margo yang selingkuh dengan sahabatnya. Dan orang-orang yang membuatnya
kesal. Setelahnya, mereka menyelinap masuk SeaWorld.
Ketika pulang
ke rumah paginya, Q sadar kalau sejak dulu sampai sekarang dia suka sama Margo.
Dia pun berharap nanti siang di sekolah mereka bisa hangout bareng. Tapi Margo malah menghilang. Cuma ninggalin teka
teki seputar kepergiannya.
Bareng Q dan
Radar, plus Lacey, sahabat Margo, mereka mencoba mencari keberadaan Margo.
Pengakuan:
butuh waktu dua bulan buat nyelesaiin novel ini. Semata karena daya baca gue
yang sedang payah-payahnya.
Semula gue
pikir novel ini kayak TFIOS yang romantis. Ternyata enggak. Novel ini malah
semi detektif, he-he. Paper Towns terbagi atas tiga bagian. Bagian pertama
berisi misi balas dendam Margo dibantu Q yang terjadi dalam semalam. Bagian kedua
adalah misi pencarian Q berdasarkan clue
yang ditinggalkan Margo. Bagian ketiga berisi misi mengejar Margo yang juga
terjadi dalam waktu sehari semalam. Jika bagian pertama dan ketiga full of adrenaline, bagian kedua gue
rasa agak ngebosenin. Makanya agak lama pas baca bagian kedua ini.
Gue suka
dengan konsep Paper Towns. Paper girl. Paper
boy. Kota yang palsu, enggak semua hal yang dilihat itu sama dengan apa
yang terjadi. Sebagai paper girl,
cewek idola di sekolah yang ternyata bermasalah dengan orangtuanya dan ingin
dapat perhatian, menemukan ketenangan saat berada di pseudovision, sebuah
tempat, bisa berupa bangunan, yang direncanakan akan dibangun tapi akhirnya
terbengkalai. Dari luar tempat ini seperti diabaikan dan terbuang, tapi Margo
malah menemukan ketenangan di sana. Di sanalah dia merencanakan untuk pergi. Pergi
dari Paper Towns dan berhenti jadi Paper Girl. Kepergian Margo juga mengubah hidup
Q. Dia jadi belajar untuk berani, reckless,
dan enggak hanya mikirin dirinya sendiri plus hidupnya yang sempurna.
Novel ini
bagus, meski minim unsure romance. Dan bikin gue pengin ikutan road trip bareng mereka, he-he. Sama seperti
Isaac, scene stealer di TFIOS, di
sini ada Ben yang juga jadi scene
stealer. Plus Radar. Sama seperti TFIOS, ada banyak pesan dan pelajaran
yang kita ambil dari novel ini. Worth to
read lah pokoknya.
Novel ini juga udah dibeli right untuk difilmin oleh FOX. Dan, Nat Wolff, pemeran Isaac di TFIOS, udah fix jadi Q. Wohoo... See you next year, the real Q.
0 Comments:
Post a Comment