Hong
Kong & Once In A Lifetime Experience
Pt 2: #FangirlGoals dan Persiapan
Mental
(Baca part 1 di sini)
Gue
ingat banget waktu diinterview kerja buat majalah K. Waktu itu lagi heboh Star
Trek Into Darkness. Yup, John Harrison aka Khan yang lagi banyak diomongin dan
bikin Bang Ben makin mainstream. Gue
suka body Ben di situ. Yahud, he-he.
Nah, pagi itu, ketika lagi menunggu interview, itu lagi heboh-hebohnya dirilis unreleased scene STID, tepatnya ketika
John Harrison lagi mandi begitu sampai di USS Enterprise. Ya jelas enggak
konsen dong interview karena abis nonton unreleased
scene itu.
Kakak
T aka pemred majalah K nanya gini ke gue: ada enggak seleb yang pengin lo
temuin?
Jawaban
gue dua: anak-anak keluarga Stark dan Benedict Cumberbatch.
Tiga
tahun kemudian, enggak disangka-sangka, omongan ngasal waktu interview yang
dipengaruhi oleh unreleased-scene-Benedict-lagi-mandi itu kewujud. It’s like a dream in a middle of the day. It’s
like an oasis in a middle of Sahara. It’s like…
Oke,
kayaknya ini masih jadi hal paling surreal
dalam hidup gue.
Ada
dua orang yang enggak sengaja turut ikut dalam petualangan ini. Because we are Benedict trash since day one.
That’s why, gue langsung ngadu ke mereka ketika dapat berita ini. Adit and
Nyit. Sesuai dugaan, mereka pun heboh. Bahkan jauh lebih heboh dari gue. Jiwa
Cumberbitches yang lama terpendam akhirnya muncul lagi. Secara enggak langsung,
mereka membantu gua buat nyiapin mental.
Selama
seminggu gue enggak bisa tenang. Ada dua ketakutan yang gue khawatirin: satu,
takut pingsan (which is it makes sense
banget bakal bisa kejadian) dan dua, takut nangis alias enggak bisa mengontrol
emosi ketika ketemu. Tahu, kan, fangirl
yang enggak bisa menahan emosi jadi akhirnya malah nangis atau pingsan pas
ketemu idolanya, ini sering ada di video-video. Teman gue juga pernah ngalamin
ini. Dia pingsan ketika ketemu Siwon dan akhirnya menyesal sampai sekarang
karena udah buang-buang kesempatan.
Karena
itu, gue enggak mau pingsan. Selain udah jauh-jauh ke Hong Kong, gue juga
membawa nama media. Enggak lucu, kan, liputan malah pingsan? Trus nanti nulis
apa? Lagian, kalau enggak sekarang, enggak mungkinlah bakalan ada kesempatan
ini lagi.
Yang
bikin gue makin deg-degan adalah selama seminggu ini enggak ada kabar
selanjutnya dari pihak Disney yang mengundang ke Hong Kong. Sampai akhirnya
Sabtu menjelang siang, 8 Oktober 2016, waktu itu gue lagi di akad nikah sepupu
gue, tiba-tiba ada email masuk. Isinya Media
Schedule: Marvel’s Doctor Strange Junket In Hong Kong. Kalau enggak
mengingat saat itu lagi khusyu’ akad nikah, mungkin gue udah lompat-lompat
girang.
Dengan
masuknya email itu, gue semakin yakin kalau ini bukan mimpi. Ini nyata. Gue
selangkah lebih dekat dengan Bang Ben.
Meski,
ada yang bikin sedih dari email itu. No
personal photo or autograph. Padahal kan pengin selfie dengan Bang Ben. Dia itu Smaug, naga terakhir, jadi gue
harus mengabadikan pertemuan ini dalam bentuk foto, karena dia anggota keluarga
gue yang tersisa (keluarga naga, maksud gue).
Namun,
Nyit menghibur dengan, “at least lo
salaman sama dia. Lo ngelihat dia langsung. Bukan wax figure atau wallpaper
di laptop atau photo profile socmed yang
selama ini lo lihat. At least lo
menghirup udara yang sama dengan dia.”
Hiburan
yang berhasil karena gue bisa melihat ini dari sisi lain.
Minggu
malam, Lescha yang lagi kuliah di Melbourne niat banget nelepon gue (meski
tujuan utamanya sih mau gossip. Gila yak, udah kuliah jauh-jauh tetep aja
enggak bisa lepas dari yang namanya ghibah, he-he *piss Chung*). Nun jauh di
sana, Lescha bisa ngerasain excited-nya
gue.
“Gue
ngerti perasaan lo. Ini tuh sama kayak gue kalau ketemu Robert Downey Jr,” ucap
kakak Lescha. (I hope someday you’ll meet
him, Syung. Lo tahu, kan, kalau di dunia paralel di Marvel Tony Stark dan
Steven Strange itu temenan karena sama-sama tajir songong hahaha).
Lalu
Lesch ngasih ide juara: “Pokoknya, menjelang lo berangkat lo jaga diri. Lo
makan semua makanan enak yang lo mau, jangan sampai lo enggak enak badan. Lo
pilih baju yang paling oke, bahkan kalau harus beli baju baru, beli. Mau beli
tas kek, sepatu kek, apa kek, beli. Jangan kayak orang susah. Ini tuh bukan
saatnya lo kayak orang susah, lo harus senang-senang biar mood lo oke dan engggak deg-degan, biar mental lo siap.”
Gue
cuma bisa ngakak dengerin omongannya Lescha. Ini orang emang paling tahu gue,
sik, he-he (dalam artian, apapun bisa jadi alasan yang membenarkan gue buat
belanja).
H-2
berangkat, gue menerima email berisi tiket. Gue makin deg-degan karena ini
berarti hanya tinggal hitungan jam demi bisa bertatap mata dengan BENEDICT
TIMOTHY CARLTON CUMBERBTCH.
Bang
Ben, tunggu aku di Hong Kong, ya!!!
0 Comments:
Post a Comment