Another Chinese crime drama. When a Snail Falls in Love based on Chinese best seller novel who also wrote Love Me If You Dare (read reviews here). The main lead is Wang Kai who caught my eyes when he played as Li Xun Ran at Love Me If You Dare. Because I looove Love Me If You Dare so much, so I give this drama a chance. Simply because I believe that this will be a good drama. Also, I read a positive review about this.
So, I think there are a
lot of reasons why I had to watch this drama.
And I think I made a
good choice.
First of all, I think
this is another serial killer drama, like Love Me If You Dare. But it’s wrong.
Snail (for short) has a different story and case with Dare (for short) so it’s
not good if we made a comparison.
Dari
segi tone aja, drama
ini beda banget dengan Dare. Snail, at least,
enggak se-gloomy Dare.
Isunya lebih kompleks, tentang drugs dan human trafficking. Setting cerita ada di
sebuah kota kecil di Cina, disebut Lin City, bukan di Beijing. Later that I know kalau kota ini dekat perbatasan dengan
Myanmar sehingga isu yang disorot ternyata juga masalah yang
sering dihadapi saat ini.
Snail
bercerita tentang Xu Xu, cewek lamban dan lemah tapi jago dalam hal analisa prilaku.
Dia baru lulus akademi kepolisian dan ditempatkan sebagai karyawan magang di crime unit yang dipimpin oleh Kapten Ji
Bai. Ji Bai enggak suka karena menurut dia Xu Xu enggak pantas ada di unit itu. Ji Bai
dan Zhao Han (his right hand also his
best friend) taruhan dan memberi Xu Xu waktu tiga bulan buat membuktikan diri kalau dia mampu untuk menjadi bagian dari crime unit.
Xu
Xu punya hobi menggambar, dia membuat ilustrasi kesehariannya ke dalam bentuk gambar.
Dirinya digambarkan sebagai seekor siput dan Ji Bai sebagai singa. Frankly speaking, her drawing is so cute I
like it. Drama ini berlangsung sekitar tiga bulan, dengan kasus satu per
satu bermunculan. Kasus yang awalnya terlihat berdiri sendiri tapi lama-lama
saling sambung menyambung dan berujung ke satu kasus besar.
Kasus
yang sebenarnya sudah mulai diincar sejak belasan tahunlalu.
Kasus pertama berupa penculikan menantu
di Ye Family (lupa namanya). Kasus ini kemudian membuka fakta soal pencucian uang yang
dilakukan Ye Zi Yi, sahabat baik Ji Bai dan masalah di perusahaan Ye Group. Ye Zi
Yi membawa kita ke masa dia kecil dulu ketika dia yakin ayahnya dibunuh,
bukan meninggal karena kecelakaan. Pencucian uang ini membawa kita masuk ke dalam keluarga
Ye dan masalah antara Ye Zi Yi dan sepupunya Ye Qiao yang suaminya selingkuh dengan
Ye Zi. Masalah makin rumit ketika Ye Zi terbunuh dan tersangkanya antara si menantu yang
dulu diculik slash selingkuhan Ye Zi slash suami Ye Qiao atau Ye Qiao yang
sejak dulu cemburu sama Ye Zi atau kakaknya Qiao yang ingin menyelamatkan perusahaan.
Lalu,
apa hubungannya antara perusahaan Ye dengan drugs dan human trafficking?
Kita
masuk ke kasus kedua. Brother Lu, big boss
yang menjual cewek-cewek yang sebelumnya diculik.
Masalah ini berawal dari ditemukannya mayat seorang cewek di bawah umur. Namun Xu
Xu membuat kesalahan dengan menggiring opini kalau Brother Lu itu cowok.
Ketika mereka berhasil menggrebek markas, mereka menyelamatkan semua cewek yang
disekap, termasuk salah satu yang belakangan diketahui sebagai Brother Lu yang
sebenarnya.
Brother
Lu berhasil kabur ke Myanmar dan berada di bawah perlindungan seorang Jendral
Myanmar.
Balik lagi ke perusahaan
Ye. Ternyata Uncle Hu, orang kepercayaan di sana menyalahgunakan perusahaan buat membangun bisnis drugs. Uncle Hu berhasil kabur.
Dan
ujung-ujungnya, kasus ini berakhir di satu sosok yang merupakan sang criminal mastermind.
Menonton
drama ini berasa ngeri karena banyak tentaranya. Bukan tentara cakep macam Yoo Si Jin,
tapi tentara yang bikin ngeri. Serasa nonton film jaman dulu.
Gue enggak masalah nonton seri pembunuhan berdarah-darah atau serial killer super kejam, tapi gue enggak sanggup nontonin tentara-tentara dengan senjata laras panjang dan
naik tronton.
Masalahnya,
setengah drama ini ceritanya mereka udah ke Myanmar, di kota perbatasan dengan Cina.
Ji Bai kerjasama dengan tentara Myanmar dalammenyelesaikan misi ini.
Gue pengin udahan nontonnya, tapi sayang aja enggak selesai nonton cuma demi
ketakutan gaje gini.
Oh
ya, untung masalah Bahasa digambarkan apa adanya di sini. Ketika tim Ji Bai dan tim
Myanmar ngomong, mereka pakai Bahasa Inggris meski ngaco. Beda dengan Dare yang
ketika kerjasama dengan FBI, tim Taiwan tetap pakai Bahasa Mandarin dan tim US
pakai Bahasa Inggris dan mereka bercakap-cakap seolah mengerti satu sama lain. Detail
yang lumayan mengganggu.
(Tapi
yang paling epic tetap film Cina-nya
Lee Joon Gi, Never Said Goodbye.
Junki ngomong Korea, si cewek ngomong Cina logat mainland, Ethan
Ruan ngomong Cina logat Taiwan. Eaaa)
Satu
hal yang patut diacungi jempol adalah keadaan kota kecil yang apa adanya.
Mungkin kita bosan dengan cerita berlatar di kota besar metropolitan. Snail mengajak kita menjejak kota kecil dan
juga kota perbatasan, karena di sini banyak banget terjadi kasus kejahatan. Bahkan,
kota perbatasan selalu menjadi sumber kejahatan antar negara.
Sungai
Mekhong. Pertama kali gue dengerin nama sungai ini waktu belajar IPS saat SD dulu,
gue merinding. Entahlah, the more I want
to know about Indocina, the more I feel uneasy in my heart. I don’t know how to
explain it, tapi gue merasa ngeri aja dengan nama sungai ini,
terlebih kalau udah menyangkut militer. Gue juga
enggak tahu kapan pertama ngerasain perasaan ngeri ini tiap kali melihat militer + Cina
+ Indocina. Tapi kepo juga, gimana dong? (That’s
why I bought The Symphatizer, a book who won Pulitzer and written by Vietnamese
author about Vietnam War).
Snail punya cerita yang
kompleks dan dark. Karena isu yang
diangkat lebih humanis ketimbang Dare
yang isunya lebih ke masalah pribadi. Snail punya cerita
yang menegangkan sampai akhir, literally sampai menit-menit akhir.
Gue suka tokoh-tokohnya yang meski banyak tapi punya ciri khas tersendiri sehingga enggak ngebingungin,
kecuali masalah nama yang butuh ingatan ekstra keras buat hafal semua.
Namun dari segi cerita,
this is not my cup of tea. I enjoy it but
I don’t love it. Balik ke masalah isu yang
diangkat sih karena isu ini bukan selera gue.
But I recommend this
drama for you if you want to try another thrilling drama.
Dan
Wang Kai terlalu ganteng buat dilewatkan, he-he.
Bonus
Drama Asia & Gadget
Oke,
ini cuma hasil pengamatan kurang penting sekaligus kurang kerjaan gueaja. Setiap kali
nonton drama, gue selalu merhatiin gadget
yang dipakai. Setiap gadget ngegambarin dari negara
mana drama itu. Berikut hasil penelitian kurang penting gue.
Drama Korea: HP kalau enggak Samsung
ya LG. Chatting pakai Line atau Kakao
Talk. Search engine yang
dipakai Naver. SNS mirip Instagram atau Weibo.
Drama Cina: HP-nya Oppo. Search engine: Baidu. SNS: Weibo. Chat: WeChat
Drama Jepang: HP-nya Sony. Chat: Line
atau KaTalk (udah lama enggak nonton dorama Jepang jadi hasil nalisa masih minim).
Dan
yang lucu ada di drama Taiwan: HP-nya iPhone. Chat: WhatsApp. Search engine:
Google.
So? Yah, itulah hasil analisa kurang penting gue he-he.
0 Comments:
Post a Comment