Lesson Learned
From Younger (TV Series)
Embrace Your
20s
Sumber: tvseriesfinale.com
Semua
berawal dari rekomendasi serial TV US oleh teman sekantor. Judulnya Younger.
Premisnya tentang Liza Miller, 40
something year old mother yang baru aja cerai dan mengalami kesulitan
finansial karena kebiasaan gambling
suaminya. She has 17 year old daughter
who study in India. Karena bangkrut, Liza mutusin buat cari kerja lagi.
Masalahnya dia udah belasan tahun berhenti kerja karena jadi ibu rumah tangga.
Ketika pengin mulai lagi, dunia kerja udah enggak sama. Jarang perusahaan yang
mau nge-hire ibu-ibu 40 tahun karena
banyak anak-anak muda yang lebih siap buat diperkerjakan.
Suatu
malam, ketika lag di bar bareng teman slash
roommate, Maggie, seorang cowok nyamperin dia. Seenaknya aja itu cowok—his name is Josh, a tattoo artist—mengambil
kesimpulan kalau mereka seumuran. 26
years old. Jadilah Liza dapat ide buat bohong dan pura-pura berumur 26
tahun. Pas interview kerja, dia berhasil, hingga akhirnya jadi asisten di
bagian marketing di Empirical Press, sebuah publishing
house.
Jadilah
Liza mulai menjalani hari-harinya sebagai cewek middle 20s. Liza pun temenan dengan Kelsey Peters, editor di
kantornya dan Lauren, sahabat baik Kelsey, yang beneran berumur 20 something. Perlahan tapi pasti, Liza
mulai belajar jadi cewek 26 tahun.
A Second Chance
Sumber: twitter.com
This TV series told about
second chance but in a different way. Gue sih nangkepnya gitu. Sebuah kesempatan
membuat Liza mendapat kesempatan kedua untuk mengulang kembali masa-masa 20an tahun
yang sempat hilang ketika dia menikah dan punya anak. Liza mendapat kesempatan
untuk merasakan keseruan di usia 20 tahun yang dulu enggak sempat dia rasakan.
Second chance is a special
thing. Enggak
semua orang bisa merasakan hal ini. Jadi ketika kita bisa merasakan kesempatan
kedua, ya jangan disia-siakan. Just like
Liza. Dia kembali merajut mimpi-mimpinya untuk sukses di dunia penerbitan.
Juga kesempatan kedua untuk kembali dicintai dan mencintai setelah kegagalan
besar yang dialaminya.
Embrace Your 20s
Sumber: thegloss.com
Satu
hal yang menohok gue sepanjang menonton serial ini adalah we have to embrace our 20’s. Because we’re not Liza. We’re Kelsey or
Lauren, yang belum tentu bisa dapat kesempatan kedua seperti Liza. Secara
sekarang gue juga berada di mid 20’s—27 tepatnya—makanya merasa related banget sama serial ini.
Sehabis
menonton season satu, satu pertanyaan
besar mengganggu gue. Sudahkah gue memaksimalkan kesempatan yang gue punya? Am I, being mid 20’s girl, appreciate every
chance that I have? Am I, as a 27 yeard old girl, maximize my potential and
achieve all my dream?
The answer is, not yet.
Jujur-jujuran
aja, gue tahu kalau gue belum memanfaatkan semua kesempatan yang gue punya
untuk maju. Gue enggak memaksimalkan potensi gue. Jawaban ini jelas banget. Selama
gue masih punya waktu untuk leyeh-leyeh enggak jelas sambil menatap
langit-langit kamar yang lama-lama rasanya bikin gue stuck, itu berarti gue belum memaksimalkan waktu yang gue punya,
kan?
Kayaknya
gue lebih banyak bengong ketimbang do
something.
Ketika
menonton serial ini dan melihat tokoh-tokohnya berusaha untuk embrace their time while they have it, I ask
to myself. Apa aja sih yang udah gue lakuin? Enggak usah jauh-jauh melihat
orang lain. Cukup dengan melihat tulisan lama di blog ini aja kelihatan bedanya
antara the old me and the present me.
Ketika membaca tulisan lama di blog ini, meski terkadang terkesan naif, gue
seakan diajak untuk memikirkan kembali waktu-waktu yang udah gue lewati dan
perlahan menyadari kalau gue sudah cukup banyak membuang-buang waktu.
Liza
ngingetin gue kalau waktu itu berjalan cepat. Bahkan gue aja enggak nyangka
kalau sekarang gue udah 27 tahun. Mungkin aja, dalam sekedipan mata, gue udah
berusia 30 tahun. Jujur aja, gue enggak mau ketika nanti ngeliat lagi ke
belakang, gue seperti Liza—menyadari kalau sudah banyak hal terbuang percuma.
Younger
enggak sengaja menyuntikkan kembali sedikit semangat buat gue. Menyadarkan gue
kalau sudah cukup leyeh-leyeh gaje and do
something. Do anything that makes me happy and proud of myself. There’s no time
to do nothing because I don’t want to waste my time anymore.
Mungkin
juga, setting publishing di Younger
mengingatkan gue sama mimpi lama yang sampai sekarang masih belum berhasil gue
capai. Being a writer. Iya sih, gue
udah nerbitin beberapa buku. Tapi breakthrough
yang gue tunggu-tunggu belum kecapai. Lha gimana bisa kecapai itu breakthrough kalau guenya malas-malasan?
Draft dari 2013 aja masih terbengkalai, gimana bisa maju?
Makanya
sampai sekarang masih jalan di tempat.
So I wanna say thang you
Liza Miller because now I know that time is not (always) by our side. Karena itu, kita harus
memanfaatkan waktu itu, selama dia masih setia nemenin kita.
Let’s embrace our 20s
together, lads.
XOXO
iif