Singapore Trip: Menghabiskan Waktu di Jewel Changi Airport

Leave a Comment



The magnificent Jewel Changi


I love airport. Bagiku bandara itu tempat super romantis dan menyimpan banyak cerita. Bandara juga tempat berpisah sekaligus menyaksikan sebuah pertemuan. Dulu banget, waktu masih kuliah di Depok, aku pernah bela-belain ke Soekarno Hatta cuma untuk duduk bengong menatap orang yang sibuk hilir mudik di bandara dan menyaksikan pesawat lepas landas.

Well, aku pernah menulis gimana pendapatku soal bandara di tulisan ini.

Aku memang belum banyak melihat bandara tapi aku bisa menyebut Changi Airport di Singapura sebagai the best airport in the world. Bandaranya yang luas dan seperti mall membuatku takjub, kok bisa negara sekecil itu punya bandara seperti ini? Transit di Singapura enggak bakal pernah terasa membosankan, malah sepertinya enggak cukup waktu untuk berkeliling bandara karena dikejar waktu.

Begitu juga ketika akhirnya dibuka Jewel Changi Aiport, air terjun indoor yang diklaim sebagai air terjun indoor paling tinggi di dunia. Gila, logikaku sebenarnya belum sampai untuk mengerti, gimana ceritanya ada air terjun di dalam ruangan?

As crazy as it sounds, Jewel sukses membuat Singapura semakin digilai. Bahkan bandara aja jadi destinasi wisata.

Rain Vortex at Jewel


Akhirnya, di akhir November 2019 aku pun berkesempatan untuk mengunjungi Jewel. Sebelumnya sempat transit ketika ke Jepang, tapi pas berangkat transit tengah malam dan pas pulang transit subuh-subuh dan cuma ada waktu mepet.

Kebetulan akhir November ada kesempatan ke Singapura untuk menonton konser U2. Aku sengaja mengambil flight pagi sehingga bisa menghabiskan waktu enggak terburu-buru di Jewel. Toh, check in juga baru jam tiga, kan?

Dari terminal 4, aku naik bis menuju terminal terminal 2 dan lanjut skytrain ke terminal 1. Untungnya  ada tempat penitipan koper di area Jewel, sehingga enggak perlu geret-geret koper.

Rain Vortex yang memukau
Mandatory picture, mengabadikan Skytrain ketika melewati Rain VOrtex

Tentu saja, yang menjadi primadona di Changi adalah rain vortex alias air terjun indoor yang magical abis. Siang itu ramai orang mengelilingi air terjun ini, sehingga aku pun harus pintar mencari celah untuk mendapatkan potret yang sempurna.

Untuk ke Rain Vortex enggak perlu bayar. Kita bisa melihat dari sekeliling. Cari aja sudut yang dirasa paling oke untuk mendapatkan view paling menarik. Aku rela jalan keliling dan naik tangga sampai ke lantai entah berapa hanya untuk mendapatkan view yang spektakuler.

Detail Rain Vortex yang bikin takjub

Plus, menunggung skytrain lewat di seberang tempatku berdiri untuk mendapatkan foto terbaik.

I mean, enggak ada yang namanya buang-buang waktu meski selama satu jam aku sering bengong nungguin skytrain dan mencoba memotret dari berbagai angle. At that time, I fell in love with this airport.


Canopy Park yang menyajikan suasana musim dingin


Ciluk ... Baa

Ada banyak atraksi di Jewel. Bisa cek di websitenya untuk tahu gambaran apa saja yang tersedia di sini. Aku enggak sempat masuk ke semua tempat, jadi cuma beli tiket ke Canopy Park dan Canopy Bridge saja.

Canopy Park terletak di lantai lima. Di dalamnya terdapat atraksi lain seperti Discovery Slides, Foggy Bowls, Petal Garden dan Topiary Walk. Nah, ini sudah include tiket masuk Canopy Park. Enggak heran banyak anak-anak di sini karena memang ramah anak-anak. Malah pas aku di sana ada segerombolan anak pre-school lagi jalan-jalan. Lucu banget.



Di dalam Canopy Park juga ada atraksi lain tapi bayar terpisah, seperti Hedge Maze, Mirror Maze, dll. Kalau mau hemat, bisa beli paket, sih.

Check this website untuk mencari tahu biayanya. 

Karena aku ke sana di akhir November, jadi nuansa Natal mulai terasa. Aku sempat mencoba jalan di salju buatan. Ya, anggap aja latihan sebelum ketemu salju beneran, he-he.


Salju ala-ala


Ornamen di Canopy Park juga didominasi nuansa Natal. Just take a look at this picture.

White Christmas ala Singapore


Phone box merah yang so British, ya.

Nuansa winter ala Inggris di Singapura

Petal Garden yang cantik banget.



Bunga-bunga yang cantik di sepanjang taman. Total, butuh sekitar 30 menit kelilng taman ini dalam keadaan santai dan berhenti di beberapa tempat untuk meneliti bunga-bunganya.



Ini dia Discovery Slides. Banyak anak-anak saat itu.



Sebagian isi Canopy Park.





Rain vortex dari Canopy Park



Nah, kalau lapar, bisa makan dulu di café yang ada di sini.



Canopy Bridge yang bikin gamang

Canopy Bridge dilihat dari Canopy Park

Selain itu, aku juga membeli tiket ke Canopy Bridge. Ini semacam jembatan dengan kaca transparan yang menghubungkan kedua sisi Jewel dan melewati si air terjun. Pas di tengah-tengah jembatan, siap-siap aja kecipratan air terjun.

Harusnya, sih, aku enggak beli tiket ini. Sebab, gamang banget pas lewatin jembatannya. Jadi malu sama anak kecil yang santai foto-foto di lantai kaca, sementara kaki udah kayak jelly, he-he.



Cukup sebentar saja melintasi jembatan ini karena jantung rasanya sudah mau copot.

Gemeter


Aku berkeliling Jewel sekitar hampir dua jam. Itu pun dalam keadaan santai dan enggak diburu-buru, jadi bisa menikmati setiap sudutnya.  Minimal, rasa penasaranku sudah terbayar.

Enaknya berkunjung ke Jewel memang kalau punya jam transit yang lama. Soalnya harus keluar lewat dari imigrasi dulu. Udah gitu, waktu dua jam kayaknya belum cukup untuk explore tempat ini. Paling pas kalau ambil penerbangan sore untuk pulang sehingga paginya bisa explore di sini dulu, atau pas datang ambil penerbangan pagi jadi siangnya main-main dulu di sini sebelum menjelajah Singapura.


Mandatory picture, tanda udah ke Jewel

Inovasi yang tiada habisnya ini membuat Changi semakin terdepan dan sukses menjadi bandara paling menyenangkan. I would love to visit Jewel again and again.

XOXO,
iif

SHARE:
Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

0 Comments:

Post a Comment

BLOG TEMPLATE CREATED BY pipdig