Top 5 Book Boy Friend

5 comments
Ketika mengunjungi blog mbak Fanda, nggak sengaja ketemu meme ini. Jelas saja gue mau ikutan secara punya banyak pacar khayalan dalam dunia fiksi, hihihi. Dan ketika diharuskan memilih lima saja, gue pun kebingungan karena begitu banyak nominasi (Sebenarnya ini agak telat sih, secara ini untuk tanggal 27), but better late than never kan *alesan*.

Jadi, setelah sekian banyak pertimbangan, gue pun memilih lima tokoh dari buku yang gue baca selama 2012:

5. Harris Risjad from Antologi Rasa
Siapa yang bisa menolak pesona penjahat kelamin satu ini? Jika Harris bisa bermenye-menye ria dengan lagu Celine Dion, well, gue mau menemani. Apalagi saking kreatifnya, Ika menghadirkan sosok ini dalam akun Twitter. Jadi serasa bisa ngobrol sama Harris beneran. Memang, sosok penjahat kelamin yang akhirnya tobat klepek-klepek jatuh cinta selalu berhasil menggugah selera.
Kira-kira, siapa ya yang cocok jadi Harris? Well, banyak pembaca bukunya Ika yang punya gambaran masing-masing, but for me, ini dia yang cocok. Darius Sinathriya.


4. Beno Wicaksono from Divortiare and Twivortiare
Sosok dokter bedah jantung yang cuek dan terlalu berdedikasi pada pekerjaan. Terberkatilah Ika yang sangat jenius menghidupkan sosok ini lewat twit-twit istrinya. Perubahan sikap Beno yang begitu kentara di Divortiare dan Twivortiare membuat sosok ini makin dicintai. Meski buluan, galak, dan banyak makan, nggak ada yang bisa menolak pesonanya.
Setuju sama Ika, Ari Sihasale cocok jadi Dokter Beno.


3. Patch Cipriano from Hush, Hush Saga
Sebagai anggota FMMG (Fans Militan Malaikat Ganteng), Patch Cipriano aka Jev berhasil membuat gue senyum-senyum gaje. Dengan pakaian kebesaran serba hitam dan jeep commander, tentu saja, malaikat terbuang ini super duper ganteng. Apalagi, dia begitu mencintai Nora, dan rela mengorbankan keinginan terbesarnya jadi manusia dan menyerahkan sayapnya demi Nora. Oh my God, i want him for my boyfriend.
Mendengar berita Hush, Hush akan dijadikan film, membuat gue senang. Trus, di fansite Hush, Hush, diadakan polling siapa yang cocok jadi Patch. Me voting Drew Doyon yang super duper sexy.

2. Kili, Son of Dis from The Hobbit
Tahun ini memang tahunnya The Hobbit. Ketika membaca, gue tertarik sama Bilbo yang lucu--seperti halnya gue yang selalu pengin berteman sama para Hobbit sejak pertama kali mengenal the Lord of the Ring. Namun, ketika menonton filmnya, maka gue langsung falling in love at the first sight sama Kili. Apalagi ketika tahu nasib Kili, jadi sedih.
Dan, Aidan Turner sangat cocok jadi Kili. Gue suka Aidan jika berdandan sebagai Kili. Oke, fix gue naksir Kili, bukan Aidan Turner.


1. Akiva From Daughter of Smoke and Bone
Another angel, hahahha. Malaikat super ganteng dengan sayap api berjalan di Praha, nangkring di atap katedral di Praha dan melenggang di Maroko. Couldn't say anything. Sosok Akiva semakin membuat gue tergila-gila kepada malaikat. Apalagi, ketika menyaksikan sakitnya Akiva saat patah hati, auchhh...
Kabar Daughter of Smoke and Bone akan difilmkan bikin gue senang. Semakin banyak malaikat diangkat ke layar kaca, akan semakin membahagiakan. Ketika Adit bilang, how about Aidan Turner yang jadi Akiva? Me? *teriak penuh persetujuan*


Ketinggalan. Satu tokoh tambahan ini menurut gue nggak bisa dijadikan pacar idaman karena kalau jadi pacar yang ada cuma bikin keki dan makan hati karena sikapnya yang sinis, songong, ketus, jorok, dan nggak ada manis-manisnya. Namun, entah formula apa yang diberikan Windry Ramadhina saat menulis novel Memori karena dari semua sifat jelek itu, arsitek seksi ganteng alias SIMON MARGANDA akan jadi idola sepanjang waktu.
Kalau diangkat ke layar lebar, yang cocok jadi Simon harusnya ya arsitek juga. Dia harus sinis, dingin, cool, arsitek, dan pintar. And, here he is: Nicholas Spautra.

SHARE:
5 Comments

100 Books To Read Before You Die

10 comments
BBC pernah merilis daftar seratus buku yang harus dibaca sebelum meninggal. Sebagai seorang bookworm, gue tertantang untuk membaca semua judul ini. Mungkin, untuk mewujudkannya dibutuhkan effort yang sangat keras, mengingat banyaknya buku langka dan hanya tersedia versi bahasa Inggris.

So, here they are:

1 Pride and Prejudice – Jane Austen (I saw the movie but i am planning to read the book someday.)
2 The Lord of the Rings – JRR Tolkien (Gue punya satu postingan khusus tentang ini di sini. Dan selama 12 tahun, sampai saat gue menulis ini, gue masih terperangkap dalam imajinasi Tolkien dan nggak mau keluar. Buat gue, Middle Earth itu kampung halaman gue hahhha)
3 Jane Eyre – Charlotte Bronte (Classic book. Moga masih ada dam bisa gue dapetin)
4 Harry Potter series – JK Rowling (Selesai baca tapi pinjaman. Meski nggak terlalu suka, gue mengakui kalau Harry Potter series merupakan fiksi modern yang bagus dan Rowling itu brilian. Akan mengoleksinya jika ada rejeki lebih dengan tujuan akan gue warisin untuk anak gue kelak).
5 To Kill a Mockingbird – Harper Lee (Sekitar empat tahun lalu sempat ada keinginan untuk beli tapi belum kesampaian juga. Sekarang lagi baca Sam's Letter ti Jennifer - James Patterson dan James mention buku ini sehingga tertarik untuk baca lagi).
6 The Bible
7 Wuthering Heights – Emily Bronte (Punya tapi belum ada kesempatan untuk baca).
8 Nineteen Eighty Four – George Orwell
9 His Dark Materials – Philip Pullman
10 Great Expectations – Charles Dickens (Selalu penasaran dengan buku-bukunya Charles Dickens dan belum pernah baca satu pun. errr)
11 Little Women – Louisa M Alcott (idem 7)
12 Tess of the D’Urbervilles – Thomas Hardy
13 Catch 22 – Joseph Heller
14 Complete Works of Shakespeare (Susah kayaknya ini nyarinya hahhaha)
15 Rebecca – Daphne Du Maurier
16 The Hobbit – JRR Tolkien (Sebagai pengagum Tolkien, wajib hukumnya baca buku ini. Lebih fun dibanding LOTR yang dark).
17 Birdsong – Sebastian Faulk
18 Catcher in the Rye – JD Salinger (Pernah baca. Pinjam di bubu. Tertarik karena tagline "buku yang dibaca oleh pembunuh John Lennon sebelum membunuh Lennon. Errr...)
19 The Time Traveler’s Wife – Audrey Niffenegger (Aku punya dan suka. Filmnya nggak sesedih bukunya sih but still, Eric Bana is so damn sexy. Apalagi saat pindah waktu. Naked bo hahhah)
20 Middlemarch – George Eliot
21 Gone With The Wind – Margaret Mitchell (Nemu buku ini di toko buku bekas Thamrin City 100rb saja keempat2nya. Suka banget. Baca selama bulan puasa 2012 dan mengakui kalau Scarlett O'Hara itu adalah salah satu perempuan paling keren. She has her own style. Dan perubahan sikapnya itu keren banget. Adegan perangnya banyak tapi nggak ngebosenin).
22 The Great Gatsby – F Scott Fitzgerald (Nunggu filmnya aja. Atau ada yang mau ngasih bukunya? hhaha)
23 Bleak House – Charles Dickens
24 War and Peace – Leo Tolstoy
25 The Hitch Hiker’s Guide to the Galaxy – Douglas Adams
27 Crime and Punishment – Fyodor Dostoyevsky
28 Grapes of Wrath – John Steinbeck
29 Alice in Wonderland – Lewis Carroll (Anak kecil mana sih yang nggak ngikutin petualangannya Alice. Makasih mama udah beliin buku ini dulu).
30 The Wind in the Willows – Kenneth Grahame
31 Anna Karenina – Leo Tolstoy (Masih dalam tahap rencana untuk beli)
32 David Copperfield – Charles Dickens
33 Chronicles of Narnia – CS Lewis (Aku mau boxsetnya. Impian yang sudah lama menghantui. Oke, 2012 harus punya. Oh ya, CS Lewis kan satu perkumpulan baca apalah itu namanya, lupa, sama Tolkien loh. Bayangkan dua penulis fantasi hebat duduk bersama. Wuidiiii)
34 Emma – Jane Austen
35 Persuasion – Jane Austen
36 The Lion, The Witch and The Wardrobe – CS Lewis (Narinia, negeri fantasi kedua yang bikin pengen gue kunjungi setelah Middle Earth meski nggak terlalu fanatik sama Narnia).
37 The Kite Runner – Khaled Hosseini (Sumpah, baca buku ini bikin banjir air mata banget).
38 Captain Corelli’s Mandolin – Louis De Bernieres
39 Memoirs of a Geisha – Arthur Golden (Masih dalam tahap rencana beli)
40 Winnie the Pooh – AA Milne (Winnie The Pooh, Christopher, Piglet, Tiger, Rabbit. Aaakkkk... teman masa kecilku. I love Winnie...)
41 Animal Farm – George Orwell
42 The Da Vinci Code – Dan Brown (Entah kenapa, gue mengkategorikan buku ini ke dalam buku horor. Serem aja bacanya. hiii)
43 One Hundred Years of Solitude – Gabriel Garcia Marquez
44 A Prayer for Owen Meaney – John Irving
45 The Woman in White – Wilkie Collins
46 Anne of Green Gables – LM Montgomery (Baru punya satu tapi belum dibaca hahah)
47 Far From The Madding Crowd – Thomas Hardy
48 The Handmaid’s Tale – Margaret Atwood
49 Lord of the Flies – William Golding
50 Atonement – Ian McEwan
51 Life of Pi – Yann Martel (Selesai nonton filmnya, kepikiran untuk baca. Mungkin 2013 ini bacanya).
52 Dune – Frank Herbert
53 Cold Comfort Farm – Stella Gibbons
54 Sense and Sensibility – Jane Austen
55 A Suitable Boy – Vikram Seth
56 The Shadow of the Wind – Carlos Ruiz Zafon
57 A Tale Of Two Cities – Charles Dickens
58 Brave New World – Aldous Huxley
59 The Curious Incident of the Dog in the Night – Mark Haddon
60 Love In The Time Of Cholera – Gabriel Garcia Marquez
61 Of Mice and Men – John Steinbeck
62 Lolita – Vladimir Nabokov (baru dalam tahap rencana beli)
63 The Secret History – Donna Tartt
64 The Lovely Bones – Alice Sebold (Sedih banget ini, hiks. Dan hell yeah, Peter Jackson sebagai sutradara sukses menggambarkan keindahan dunia lain, dunia perantara menuju surga)
65 Count of Monte Cristo – Alexandre Dumas
66 On The Road – Jack Kerouac
67 Jude the Obscure – Thomas Hardy
68 Bridget Jones’s Diary – Helen Fielding (Finally aku dapet bukunya di toko buku bekas langgananku minggu lalu, tapi baru punya buku satu).
69 Midnight’s Children – Salman Rushdie
70 Moby Dick – Herman Melville
71 Oliver Twist – Charles Dickens
72 Dracula – Bram Stoker
73 The Secret Garden – Frances Hodgson Burnett
74 Notes From A Small Island – Bill Bryson
75 Ulysses – James Joyce
76 The Inferno – Dante
77 Swallows and Amazons – Arthur Ransome
78 Germinal – Emile Zola
79 Vanity Fair – William Makepeace Thackeray
80 Possession – AS Byatt
81 A Christmas Carol – Charles Dickens
82 Cloud Atlas – David Mitchell (Berencana baca jika udah nonton filmnya aja)
83 The Color Purple – Alice Walker
84 The Remains of the Day – Kazuo Ishiguro
85 Madame Bovary – Gustave Flaubert (Punya tapi belum baca hhaha)
86 A Fine Balance – Rohinton Mistry
87 Charlotte’s Web – EB White
88 The Five People You Meet In Heaven – Mitch Albom (Albom's book masuk dalam daftar keinginan untuk baca buku-bukunya dia, seperti Coelho)
89 Adventures of Sherlock Holmes – Sir Arthur Conan Doyle
90 The Faraway Tree Collection – Enid Blyton
91 Heart of Darkness – Joseph Conrad
92 The Little Prince – Antoine De Saint-Exupery
93 The Wasp Factory – Iain Banks
94 Watership Down – Richard Adams
95 A Confederacy of Dunces – John Kennedy Toole
96 A Town Like Alice – Nevil Shute
97 The Three Musketeers – Alexandre Dumas
98 Hamlet – William Shakespeare
99 Charlie and the Chocolate Factory – Roald Dahl
100 Les Miserables – Victor Hugo

Dari total seratus buku di atas, yang baru gue baca masih dikit. Baru tiga belas buku (warna fuchsia). Nggak mau muluk-muluk sih masang target untuk baca beberapa buku tahun ini. Yang menjadi target tahun ini:
1. Pride and Prejudice
2. To Kill a Mockingbird
3. Wuthering Height
4. Life of Pi
5. Five People You Meet in heaven.

Kalau lo, dari list ini, sudah berapa buku yang selesai dibaca?
SHARE:
10 Comments

Me and Tolkien

1 comment
Ketika nulis blog ini, gue udah untuk yang ke sekian kalinya muter lagu Neil Finn - Song of the Lonely Mountain, soundtrack The Hobbit: an Unexpected Journey. Menurut gue ini soundtrack Lord of the Ring paling bagus, mengalahkan Enya - May it Be dan Annie Lennox - Into The West.

Dua belas tahun sudah gue tumbuh bersama epic fantasy ini. Bisa dibilang, ini novel fantasi yang setiap detailnya masih nempel di otak gue--oke, mungkin beberapa agak samar.

Gue ingat, perkenalan gue dengan cerita Frodo dkk ini terjadi secara tidak sengaja. Ketika itu gue kelas satu SMP. Kakak gue baru satu semester kuliah di Jakarta dan waktu dia mau pulang di liburan semester pertamanya, gue minta dibeliin buku cerita. Soalnya, di tempat tinggal gue--Bukittinggi--nggak ada toko buku. Adanya cuma Gramedia di Padang, itu pun harus menempuh perjalanan dua jam dan nggak terlalu update. Saat itu lagi booming Harry Potter and the Sorcerer's Stone. Jelas aja, gue mau punya buku itu. Ketika ada temen gue yang udah punya dan gue belum, gue iri. Hasilnya, tiap kali mama nelpon si kakak, gue selalu nitip pesen "bawain Harry Potter".

Gue menunggu kepulangan kakak gue dengan senang hati. Ketika dia datang, gue langsung nodong Harry Potter. Dan ketika dia buka koper dan ngeluarin buku, gue bengong.

"Where's my Harry Potter?"

Karena yang ada di depan gue adalah The Lord of the Rings: The Fellowship of the Ring.

Gue ngambek, tapi kakak gue malah bilang itu buku lebih bagus dari Harry Potter. Apa gue percaya? Jelas nggak, karena frekuensi kakak gue baca buku itu bener-bener minim--sekarang pun masih. Dengan muka masih ditekuk, gue pun buka itu buku. Kertas tipis, tebal, dan huruf kecil yang rapat sukses bikin gue males. Apalagi saat itu teman-teman gue heboh ngomongin Harry Potter.

Karena saat itu lagi nggak ada bacaan (buku terakhir yang gue baca saat itu karangannya Eva Ibbotson. Gue lupa judulnya tapi ceritanya masih ingat. Sekarang, gue kangen baca bukunya Eva Ibbotson. Menurut gue, dia salah satu penulis fantasi anak yang hebat, bahkan JK Rowling pun mengaguminya), jadilah gue mulai baca LOTR.

Berawal dari perkenalan tentang apa itu Hobbit, Bilbo, pipa rumput, Shire, Middle Earth, eh kok nggak bisa berhenti? Gue ingat, saat itu gue duduk di kursi di teras dengan buku tebal di pangkuan sampai-sampai tetangga gue heran lihat posisi gue tiap sore nggak berubah. Empat hari gue namatin Fellowship of the Ring. Kakak gue sukses ketawa melihat gue nggak lepas dari buku itu.

Kalau kakak gue nggak jadi anti mainstream dengan beliin LOTR dan milih Harry Potter, mungkin gue nggak akan pernah tersihir oleh pesona Middle Earth.

Gue selalu ngebayangin indahnya Shire, kemeriahan pesta Bilbo yang berlimpah makanan, pipa rumput, kembang api Gandalf, hobbit-hobbit lucu, Strider si pemberani, Nazgul, Sauron, keindahan Rivendell dengan air terjunnya, Elrond, Arwen, Galadriel, Glorfindel, Legolas, kurcaci lucu penggerutu. Aaakkkk sukaaa... Meski saat itu gue mesti baca ulang dan baca ulang karena setting yang banyak, tokoh yang beragam, dan agak njelimet. Untung aja gue ngerti dan selalu ngebayangin gue ada di dalam cerita.

Dan kegilaan itu berlanjut dengan Two Towers dan Return of the King.

Dan, ketika gue dengar tentang filmnya, gue excited. Tapi permasalahannya, mau nonton di mana? Secara bioskop di tempat gue cuma nayangin film horor slash mesum jadul. Mau ke Jakarta buat nonton pun ditolak mama. Jadilah gue cuma bisa bikin kliping dari majalah atau tabloid seputar film ini (sayangnya, klipingnya ilang). Dan say thank again to my sister yang ngirimin DVDnya pulang. Finally yeaiii.

Syukurlah, bisa nonton Return of teh King di bioskop langsung (bela-belain ke Jakarta).

Ketika selesai baca, gue kangen Middle Earth. Sumpah. Rasanya tuh kayak lo harus ninggalin tempat tinggal yang udah begitu lo kenal. Mungkin lebay, tapi gue merasa ikutan tinggal di Middle Earth, sampai-sampai gue lompat-lompat sendiri kayak orang gila ketika Aragorn dinobatkan jadi raja di Reunited Kingdom (Arnor and Gondor). Yess, finally we have a king hahhaha. Selesai nonton Return of the King, gue juga merasa ada yang hilang. Gue kangen Middle Earth. Setiap kali gue kangen, gue pasti ulang nonton.

Trus, ketika ada berita The Hobbit akan difilmin, ekpresi pertama gue langsung teriak, Horeeee..... Middle Earth, i'm coming. Gue pulang kampung hahhaha. Jadilah gue deg-degan nunggu filmnya. Mendapati nama Peter Jackson di bangku sutradara bikin gue makin deg-degan, kejutan apa lagi yang disiapkannya? Gue nggak ngerti soal sinematografi, tapi gue suka sama Peter Jackson. Dia sukses menghadirkan Middle Earth sesuai dengan gambaran bocah SMP ketika baca bukunya dulu. Cast-nya juga top (gue masih yakin kalau Orlando Bloom memang dilahirkan untuk jadi Legolas from Mirkwood, soalnya di film lain dia nggak sesukses jadi Legolas) dan adegan perang terakhir di depan gerbang Mordor itu benar-benar epic. Salut.

Kabar The Hobbit yang akan dijadiin trilogi juga bikin gue bertanya-tanya: gimana caranya? Secara bukunya aja tipis gitu. Pasti akan ngebosenin. Terlebih sebelum gue nonton banyak yang bilang filmnya ngantuk dan ngebosenin. Tapi secara gue udah masuk ke dalam pengaruh Tolkien dan kangen sama Middle Earth, gue pun nonton. And it was fun. Sumpah, Hobbit lebih fun, nggak kayak LOTR yang dark. Bilbo itu lucu. Not to mention Kili yang sangat sangat sangat eye candy ya, hahaha. Setiap adegan dibikin detail karena di buku cuma diceritakan ala kadarnya--The Hobbit nggak sedetail LOTR dan lebih ringan karena memang ini cerita anak-anak. Ketika Shire muncul, gue teriak "Shire. Hobbiton. Bag End". Ketika mereka mulai melakukan perjalanan dan sampai di Rivendell, gue juga teriak. Kangen Rivendell. Elrond. Galadriel. Saruman. Cast lama banyak yang dimunculin. Dan gue nggak sabar nunggu yang kedua karena Legolas juga muncul. Oh, don't forget Bard si pemanah. Yang gue tunggu-tunggu itu adegan Bard memanah Smaug dan Battle of the Five Army. Itu pasti bakalan epic banget (sekaligus sedih).

Sama seperti ketika nonton LOTR, nonton Hobbit pun gue banyakan mangap saking terpesonanya.

Jadi ya, makin nggak sabar nunggu kelanjutan petualangan Bilbo. Dan ya, berharap semoga The Silmarillion juga diterjemahin (biar lebih kenal dengan Gandalf, para Maiar, dan Middle Earth), Unfinished Tales, dan The Tale of Aragorn and Arwen. Gue juga pengin koleksi semua buku-buku terkait LOTR ini jadinya (mungkin, gue akan beli Isildur sebagai permulaan, terlepas dari itu bukan bikinannya Tolkien).

Dalam list 100 books to read before you die, The Lord Of The Rings menempati posisi kedua dan The Hobbit di posisi ke-16. Dan gue bersyukur pernah terjebak di dalam fantasi ciptaan Tolkien. Mungkin gue bisa mewariskan buku ini ke anak gue nanti, hihihi.

And, in this moment i wanna say thank to my sister. Secara nggak langsung, dialah yang mengenalkan gue pada cerita menakjubkan ini.

Salam,
iif
SHARE:
1 Comments

Somewhere Somehow

1 comment
Pernahkah kamu tanpa sengaja mendengarkan satu lagu lalu merasa terikat dengan isi lagu itu? Jawabannya, sering,

Sekarang, gue sedang berada dalam fase itu. Ketika tanpa sengaja mendengar Somewhere, Somehow yang dibawakan oleh Michael W Smith dan AMy Grant, lagu itu terus-terusan terngiang di kuping gue. Dan, ya, udah nggak kehitung gue muter lagu itu via YouTube.

Gue memang suka Michael W Smith sejak lama (meski lagu-lagunya banyak yang bertema KeTuhanan), tapi lagu satu ini, entah kenapa, nempel banget di otak gue. Mungkin karena dalam hidup, kita sering dihadapkan pada situasi yang membuat nyaman, seringkali diasosiasikan dengan kehadiran seseorang, lalu perpisahan pun terjadi, tanpa ada kemungkinan akan bertemu lagi. But deep in our heart, we hope that keadaan itu keulang lagi.

Lagu ini kurang lebih bercerita tentang itu. About love. About hope. And--of course--the power of pray. Gue paling suka bagian refrainnya:

Somewhere, far beyond today, i will find a way to find you. And somehow, through the lonely night, i will leave a light in the dark. Let it lead you to my heart.
Karena sejauh apa kita berjalan, harapan akan sesuatu atau seseorang yang pernah hadir di masa lalu untuk kembali terulang sungguh wajar terasa kembali. And we will find a way to find it.

Here's the lyric:

Standing in our silenceI hear my heart beating
And if only I could choose
I'd stay here with you
But hold me 'til the train is leaving
Somewhere down the line
After you're gone from sight
Our love will be the same
And, whispering your name,
I'll cling to you with all my might
Let me dream of you
But it's true
And wake me up when this is over
Love will be there when this is over and
Somewhere far beyond today
I will find a way to find you
And somehow thru the lonely nights
I will leave a light in the dark
Let it lead you to my heart
There's a love inside us
Deep down inside
That goes without saying
Don't say a word
But I'll tell you just the same
And that love will fan the flame
And that flame will warm the heart that's waiting
You are mine and I'll wait for you my love
You are mine it may take some time
Even if it takes a lifetime
Tell me you'll wait
And somewhere alone
I will be praying you home
I know that somehow our love
Our love will lead me to your arms
And here's the song

Dan, apa kalian punya lagu yang selalu menempel di kuping karena merasakan hal yang sama dengan isi lagu?
SHARE:
1 Comments

Book Beginnings on Friday #1

2 comments
Book Beginnings on Friday semacam meme yang ngebahas tentang buku gitu. Nggak sengaja nemu dari blog mbak Yuska trus pengin ikutan.


 Please join me every Friday to share the first sentence (or so) of the book you are reading, along with your initial thoughts about the sentence, impressions of the book, or anything else the opener inspires. Please remember to include the title of the book and the author’s name.
TWITTER: If you are on Twitter, please tweet a link to your post using the has tag #BookBeginnings. My Twitter handle is @GilionDumas.


Untuk minggu pertama, gue milih Daughter of Smoke and Bone by Laini Taylor. Kebetulan dalam minggu ini memang lagi baca buku itu. Kemampuan membaca yang lama bukan disebabkan oleh cerita yang kurang menarik namun penggambaran satu tokoh yang sangat menyeramkan--setengah manusia dan setengah lagi makhluk paling menyeramkan di dunia versi gue--tapi ceritanya seru kok. Baca buku ini juga karena diracunin terus-terusan sama Adit dan berhubung lagi semangat-semangatnya baca fiksi fantasi, jadi dijabanin deh. Dan malaikatnya ganteng absolut *meleleh*.



The first sentence of the book:
Pada zaman dahulu, seorang malaikat dan iblis jatuh cinta. Kisah cinta mereka tidak berakhir indah.
First impression: Di awal-awal alurnya lama. Tentang keseharian Karou di sekolah seni Praha dan suka menggambar. Agak ngebosenin sih memang tapi begitu Karou ketemu Akiva, ketegangan mulai memuncak. Tapi begitu Karou dilempar keluar toko oleh Brimstone dan hidup sebatang kara, mulai turun lagi tensinya. Belum selesai baca sih jadi nggak tahu apakah tensinya bakalan naik lagi.

Asyiknya, setting cerita di Praha yang wah banget. Didapuk sebagai salah satu destinasi honeymoon incaran banyak orang, membayangkan malaikat rupawan mempesona dengan sayap api dengan latar kota Praha sukses membuat senyum-senyum gaje. Dan tidak seperti tokoh cewek di novel fantasi lain--sebutlah Bella dan Nora--Karou nggak gengges sama sekali--congratulation Bella, mahkota the most gengges female character belum lepas dari dia hhahah--malah Karou ini perkasa dan mandiri. Suka. Kesannya cewek macho gitu tapi karena cantik nggak ada yang nyadar kalau sebenarnya dia berbahaya.

Jadi, apakah bakal baca kelanjutannya? Iya. Meski right untuk filmnya udah didapat oleh Universal, gue nggak bakalan nonton, nggak peduli Akiva gantengnya kayak apa. Permasalahannya ada di tokoh Issa--silakan baca untuk tahu seperti apa Issa ini. Dan moga buku keduanya cepat diterbitin karena nggak pernah suka baca ebook--nggak bisa pamer di tempat umum soalnya hahhha.

So, happy friday and happy reading!


SHARE:
2 Comments

7 Deadly Lists

Leave a Comment
*Nyontek postingannya mbak Yuska*



Top 7 Cheesy Songs That I’m Totally Not Embarrassed to Love:
1. As long as you love me by Backstreet Boys
2. Don't let me be the last to know by Britney Spears
3. I'll be loving you forever by NKOTB
4. Miss you like crazy by The Moffatts
5. Open Arm by Journey
6. First love by Nikka Costa
7. Do that to me one more time by Captain and Tennille

7 TV Shows I would put back on the air:
1. Gilmore Girls
2. Meteor Garden
3. Putri Huan Zhu
4. Mighty Morphin Power Rangers
5. Dawsons Creek
6. The X Files
7. Buffy the Vampire Slayer

7 Books I want to read again:
1. The Lord of the Ring Series
2. Seri STOP (Sporty, Thomas, Oscar, Petra)
3. Goosebumps
4. Komik Imadoki
5. The Chronicles of Narnia
6. Memori
7. The Host

The 7 Best Teen Movies:
1. Mean Girl
2. 10 Things I Hate About You
3. Camp Rock
4. A Walk To Remember
5. Crossroad
6. The Devil Wears Prada
7. Herby Fully Loaded

My 7 Teenage Crushes:
1. Jordan Knight
2. Aaron Carter
3. Robert Franklin Peter Moffatt aka Bob Moffatt
4. Eric Marthin
5. Gil Ofarim
6. Kevin Zeagers
7. Vincenzo Montella

My 7 Favorite Guilty Pleasures:
1. Licking my fingers after eat chocolate
2. Watching FTV
3. Youtube-ing old song especially boyband
4. Dancing like Debbie Gibson in Electric Youth or Step by Step by NKOTB
5. Reading Gossip Columns
6. Reading a book about sex and relationship
7. Stalking my crush via social media :D

Tambahan versi sendiri:
My 7 Fictional Crushes:
1. Simon Marganda from Memori
2. Kafka from Crash Into You
3. Beno Wicaksono from Divortiare
4. Legolas from Lord of the Ring
5. Akiva from Daughter of Smoke and Bone
6. Landon Carter from A Walk To Remember
7. Mamoru Chiba from Sailor Moon

SHARE:
0 Comments

2013 reading Challenge

1 comment
I was a bookaholic. Kenapa was? itu karena gue sadar kalau makin ke sini gue makin jarang baca. Pun, jarang beli buku. Nggak kayak dulu waktu kuliah, begitu nerima kiriman uang bulanan pasti nongkrong di toko buku. Sejak kerja kebiasaan itu nggak ada lagi. Kebutuhan beli buku tergeser dengan sendirinya dengan kebutuhan akan baju dan printilannya *sigh*

But i don't wanna be like that again. Pengin bisa melahap buku kayak dulu lagi. Padahal kalau dipikir-pikir waktunya makin banyak, kayak pas nunggu kereta, pas lagi di kereta atau di jalan. Gimana bisa jadi penulis kalau baca aja malas-malasan? *toyor diri sendiri*

I wanna say thank to mbak cantik Yuska Vonita yang kreatif banget ngadain reading challenge. 100 buku setahun? Kalau dibagi ke 365 hari, 100 cincaylah ya *gaya*. Buat yang mau ikutan 2013 Indonesian Romance reading Challenge, bisa lihat linknya di sini. Untuk buku apa aja yang bakal gue baca belum tahu sih yang mana aja. Bisa jadi mengulang buku yang udah pernah di baca atau membaca buku yang udah dibeli tapi masih setia menjadi penunggu rak buku. Garis besar buku yang akan gue baca:

Gagas Duet-nya Gagas Media (semuanya), Sunshine Becomes You, Metropolis, Three Weddings and Jane Austen, Des(c)ion, Bidadari Santa Monica, It Takes Two to Love, L, Trilogi Zona-nya Dewie Sekar, Ti Amore Tia Amoria, Amore(s) Gramedia, dan lain-lain yang belum kepikiran. *challenge ini juga jadi lecutan buat kayak dulu lagi, beli Metropop dan novel roman lainnya, yeaaiii....

Trus, mbak Yuska ngaish beberapa link reading challenge yang lain. Jadi pengen ikutan juga. Setelah pilah pilih, akhirnya mutusin buat ikutan 2 reading challenges aja. Here they are:

1. Monthly Key Word Reading Challenge
Bisa dilihat ketentuannya di sini
Berikut pilihan gue:
Januari: Thank You For Smoking - Christopher Buckley
Februari: Love The One You're With - Emily Giffin
Maret: Where Rainbows End - Cecelia Ahern
April: Cerita Sahabat 2 - Alberthiene Endah dkk
Mei: Sunshine Becomes You - Ilana Tan
Juni: Fly To The Sky - Nina Ardianti & Moemoe Rizal
Juli: Take a bow - Elizabeth Eulberg
Agustus: Three Womens Looking For Love - Netty Virgiantini
September: A Shoulder To Cry On - Ria N Badaria
Oktober: The Witch of Portobello - Paulo Coelho
November: Forever Yours - Karla M Nashar
Desember: The Hopeless Romantics Handbook - Gemma Townley

2. 2013 Nicholas Sparks Reading Challenge
Semua orang tahu betapa gue suka sama penulis satu ini meski plot ceritanya hampir sama aja semua. Tapi untuk novel roman, Nicholas Sparks masih kece. Buat yang pengen ikutan, bisa dilihat di sini:
Masalahnya, dari 16 buku Nicholas Sparks, gue cuma punya setengahnya alias delapan biji saja, hiks. Dalam kesempatan ini, gue mau baca bukunya yang udha gue punya tapi masih tersimpan dengan cantiknya di atas lemari. here they are:
A Bend In The Road
The Guardian.
Dan baca ulang A Walk To Remember, Message in a Bottle, Dear John, Nights in Rodanthe, The Choice, The Notebook.
Dan menunggu hibahan The Rescue dan The Last Song dari mbak Yuska.
Dan kalau terjemahannya yang baru-baru masih menunggu, yuk mari baca yang versi luar aja: The Best of Me, Safe Haven dan, The Lucky One.
Oh ya, buat yang punya The Wedding, Three Weeks With My Brother, At First Sight, True Believer,

SHARE:
1 Comments

(bukan) curhatan

Leave a Comment

Maybe I’m a looser.
Lihatlah sekeliling, ada banyak yang mereka banggakan. Lalu aku? Nothing. Menjalani kehidupan biasa dengan banyak angan yang nyatanya harus berakhir di tempat sampah bernama realita yang tak pernah sejalan dengan keinginan.
Seperti malam ini. Sendirian lalu tiba-tiba saja menangis di bawah guyuran shower. Tanpa sebab. Mungkin saja itu akumulasi perasaan kesepian/ketidakberdayaan yang selama ini dicoba untuk dikamuflase dengan senyuman atau guyonan akan realita. Mungkin juga itu jeritan hati yang selama ini dibekap dalam diam dan sebagai gantinya ditampilkanlah suara tawa tanpa henti.
Mungkin.
Lihatlah sekeliling, ada banyak pencapaian yang mereka bicarakan setiap bertemu siapa saja. lalu aku? Mengangguk-angguk bagai sapi bodoh yang diam-diam memendam iri. Namun hanya iri karena begitu langkah berbalik, pundak itu langsung terkulai turun.
Seperti mala mini. duduk sendirian tanpa teman berbagi—dalam bentuk apapun. Bahkan kucing saja enggan mendengar racauanku dan memilih untuk melengos pergi. Mungkin sepi malam adalah cerminan apa yang selama ini ditutup-tutupi agar tidak ada yang mengetahui apa yang sebenarnya dirasakan. Mungkin kekosongan malam adalah gambaran akan apa yang nantinya membentang di hadapan.
Jadi, tidak semua tawa, canda, dan kesenangan itu sesuai kenyataan. Seringnya, semua hanya kamuflase.
SHARE:
0 Comments

Para Penulis Perempuan

Leave a Comment
Lagi iseng sih dan kebetulan lagi suka belanja buku online. Trus lagi punya keinginan pengin koleksi semua buku-buku hasil karya penulis cewek yang gue suka ini, hehhee.

1. Emily Giffin

Suka Emily Giffin sejak nonton Something Borrowed. Begitu tahu kalau Something Borrowed diangkat dari novel, jadi penasaran. Terus ketemulah Love The One You're With di Gramedia. Begitu baca, langsung suka cara nulisnya Emily. Temanya simpel, cerita cinta gitulah biasa, tapi bacanya enak. Untung aja Esensi nerjemahin semua buku-bukunya Emily. Tinggal satu sih yang belum, Where We Belong. Namun sayangnya cover terjemahan nggak sebagus cover asli. Cover asli simpel banget. Menggunakan warna-warna pastel sebagai dasar, penempatan nama Emily Giffin di bagian atas dan judul di bawah. Tanpa gambar. Simpel tapi manis.
Pengen deh kayak Emily. Nelurin novel-novel percintaan manis dengan cover manis juga hehehhe.
Judul lengkap novel karangan Emily Giffin
1. Where We Belong
2. Something Borrowed
3. Something Blue (lanjutan Something Borrowed)
4. Love The One You're With
5. Baby Proof
6. Heart of the Matter

2. Candace Bushnell

Everybody loves Sex and The City. Kisah Carrie Bradshaw dkk bukan cuma sebatas kolom saja, tapi sudah menjadi bagian dari budaya pop--menurut gue ya. Carrie Bradshaw, Samantha Jones, Charlotte York, Miranda Hobes sudah jadi icon fashion, begitu juga dengan pemerannya. Kisah Carrie nggak akan ada tanpa campur tangan Candace Bushnell (kabarnya, Carrie ini alter ego-nya Candace. Bahkan inisial nama mereka aja sama). Gue langsung suka cerita SATC begitu nonton serialnya. Belum sempat baca novelnya sih, karena belum ketemu. Penasaran dengan novel-novelnya Candace yang umumnya menyoroti kehidupan perempuan sukses di New York. Baru ketemu 4 Blondes secara nggak sengaja di toko buku bekas dan baru tahu kalau di Indonesia, hak terjemahannya dipegang oleh Karisma. Ada sih mereka jual online tapi sistemnya nyusahin hahaha.
Candace berawal dari menulis kolom tentang relationship di banyak majalah. Kebetulan ya cita-cita gue pengin punya kolom sendiri juga (kalau di luar, penulis kolom itu wah banget. Di sini masih kurang sih).
Judul lengkap novel karangan Candace Bushnell
1. Sex and the City
2. The Carrie Diaries
3. Summer and the City
4. Lipstick Jungle
5. One Fifth Avenue
6. Trading Up
7. 4 Blondes

3. Lauren Weisberger

Kalau ditanya novel atau film tentang fashion, pasti deh pada jawab The Devil Wears Prada. Ini novel memang memorable banget, apalagi filmnya. Makin menuai komentar karena tokoh Miranda di sini digambarin sebagai perwujudan Anna Wintour dan juga, Lauren sendiri mantan asistennya Anna, hohoho). Sejak nonton filmnya, langsung beli novelnya dan suka. Begitu juga novel kedua yang gue baca, Everyone Woth Knowing, masih tentang polemik big city girls gitu.
Semua novel Lauren punya konsep cover yang sama, stiletto. Ini jadi semacam trademarknya dia. Begitu lihat cover dengan stiletto memenuhi semua halaman, semua pasti tahu itu Lauren (sayang nggak diikutin sama cover versi Indonesia). Bisa nggak ya kayak Lauren yang punya trademark gini, hehehe.
Judul lengkap novel Lauren Weisberger
1. The Devil Wears Prada
2. Everyone Worth Knowing
3. Chasing Harry Winston
4. Last Night at Chateu Marmont


4. Cecelia Ahern

Lagi-lagi menyukai seorang penulis karena terpesona sama film-nya, P.S I Love You. Ini film sedih banget. Nontonnya banjir air mata. Begitu baca novelnya lebih banjir air mata lagi hehhhe. Meski yang When Rainbows End nggak semenggugah air mata kayak P.S I Love You, tetap aja gue suka sama gaya penceritaan yang manis a la Cecelia.
Cecelia mulai nulis umur 21. Masih muda banget, dibanding penulis lain yang ada di list ini. (Dan gue udah 23, so? hehehhe).
Judul lengkap novel Cecilia Ahern
1. P.S. I Love You
2. When Rainbows Ends
3. One Hundred Names
4. The Time Of My Life
5. The Gift
6. The Book of Tomorrow
7. Thanks for the Memories
8. A Place Called Here
9. If You COuld See Me Now

5. Kate White

All hail for this lady. Inilah sosok di balik kesuksesan Cosmopolitan US. Salah satu editor in chief favorit gue setelah Anna Wintour dan Glenda Bailey. Karena terus ngikutin perkembangan mbak Kate ini, gue jadi tahu dia juga nulis novel, selain buku motivasi dan buku panduan karir gitu. Pertama baca Till Death Do Us Part dan langsung terbengong-benong. Hilang sudah bayangan Kate yang straight to the point a la Cosmo yang cewek banget, berganti sebuah jalinan kisah yang mencekam a la thriller. Tapi ciri khas Kate masih ada. Cara dia menggambarkan fun fearless female di sebuah novel. Sayang sekarang dia sudah mundur dari Cosmo dan pengen nyeriusin karir sebagai public speaker dan semakin banyak menulis buku.
Novelis sekaligus editor in chief? Couln't say anything hahahha.
Judul lengkap novel Kate White
1. TIll Death Do Us Part
2. If Looks Could Kill
3. Over Her Dead Body
4. A Body To Die For
5. Lethally Blond

Kenapa dalam list ini nggak ada Meg Cabot atau Sophie Kinsella? Well, bukannya mereka nggak oke sih. Mereka oke, cuma saat ini gue lagi nggak begitu tergila-gila sama mereka. Dulu gue sempat addict sama the Princess Diaries dan Sophaholic series, but now udah nggak addict banget lagi. Sekarang giliran mereka berlima, terutama Emily Giffin. Dan ya, buat yang punya novel-novel di atas dan mau jual, gue siap menampung untuk melengkapi koleksi hehehe.
SHARE:
0 Comments
Next PostNewer Posts Previous PostOlder Posts Home
BLOG TEMPLATE CREATED BY pipdig