Yess I Love It. We Are I.O.I!
Welcome to 2017. This is my first
post in 2017 and I give it to IOI. Yup, my little adorable baby, eleven angels
who brought tears and joys for almost one year. IOI.
Perkenalan di Produce 101
I always have a thing for girl
group. Mulai dari
jamannya Spice Girls dulu sampai Red Velvet sekarang. I might be a fangirl, suka sama musisi atau aktor cowok, tapi ada
beberapa cewek yang sukses draw my eyes
into them and makes me be their fans.
But I don’t have a plan to watch
Produce 101. At first, I don’t have any expectation. Harus diakui, nama Jeon Somi
bikin saya sedikit penasaran dengan acara ini. Namun, mengikuti 101 cewek
saling bersaing demi mendapatkan posisi 1 – 11? Nope, I don’t like it. We
talk about Korean and their drama, pasti deh ini bakalan dibikin jadi
semacam arena cat fight yang mengadu
cewek-cewek remaja ini.
But that’s wrong. Salah besar.
Semula
berawal dari ketidaksengajaan. Ketika iseng gonta ganti channel TV malam-malam
dan end up di Channel M yang lagi nayangin Produce 101. Sudah agak telat sih,
karena yang waktu itu ditonton episode di tantangan kedua. Tepatnya ketika Rap Position dan Dance Position lagi diadu. Ketika Somi and the team tampil nge-dance
dengan lagu Bang Bang, I felt shock.
Sumpah, itu
keren banget.
Ini dia
video yang dimaksud.
Somi and her craziness, Chungha
and her sexiness, Yoojung and her captivating eyes. Detik itu, saya mutusin buat
mulai menonton dari awal. And this is the
right choice I’ve ever had *lebay*. Produce 101 dan IOI merupakan one of the
best thing that happened in 2016 in my life.
Teenage Girl and Their Problem
Umumnya,
peserta Produce 101 memang masih muda banget. Yeah, right, ada Hwang Insun alias Hwang Ahjumma sebagai peserta
tertua dan dipanggil ahjumma (come on, she was born on 1989, same age
like me, but people called her ahjumma, hahaha). But overall, they’re so young.
Menonton
acara ini rasanya sama seperti menonton film atau series anak sekolah yang
saling bersaing demi mencapai mimpinya. Mereka bukan cuma muda dari segi umur,
tapi gaya dan ekspresinya juga. Karena ini memperlihatkan keseharian mereka,
jadi enggak ada deh itu flashy makeup or
costume, yang ada cuma mereka dengan rambut diikat acak-acakan dan sweatpants. Kesederhanaan ini yang bikin
saya tertarik dan selesai menonton sampai akhir.
Determination
One thing that I adore from them
is their determination. Let’s take a look on Sohye’s case. Mungkin ini masih menjadi misteri kenapa Sohye
bisa masuk 11 besar dan salah satu popular
girl sejak awal karena kalau dilihat dari skill, ini anak minus banget. She
can’t sing. She can’t dance. Dia awalnya training untuk jadi aktris dan entah kenapa terjebak di sini. But her determination is no joke. Dia
tahu usaha teman-temannya untuk sukses dan maju. Itu mendorongnya buat
melakukan hal yang sama. Kalau orang lain berusaha 100%, dia berusaha 200%.
Siapa sangka kalau Sohye yang awalnya enggak bisa ngikutin koreo tapi akhirnya
malah ngajarin temennya?
Determination is key point to
success. Ini
terlihat banget di Produce 101. Kegigihan mereka untuk memberikan penampilan
terbaik itu terlihat jelas di sini. Berlatih sampai pagi udah jadi hal biasa. Not just IOI, another group also have great
determination. Dan kegigihan ini memberikan hasil nyata bagi mereka. Ada
usaha, ada hasil, itu benar banget.
Self Pity & Jealousy
Namun,
enggak seru dong kalau enggak ada drama? Drama juga ada. Namun, saya kurang
sreg dengan drama ini. Ada dua drama yang bikin saya rolling eyes selama menonton. Self
pity. Terutama anak-anak yang berada di posisi bawah. Bukannya terpacu
untuk maju dan berusaha keras, mereka malah mengasihani diri sendiri dan
berharap orang lain ikut mengasihani mereka. Juga jealousy, yang berkembang dari self pity ini.
Salah satu
contoh yang jelas itu ada di dance
position ‘Say My Name’. Saya lupa namanya, tapi ada dua anak yang selalu
mengasihani diri mereka karena posisinya yang berada di bawah. Nayoung pernah
berkata, ‘kalau kalian ingin mendapatkan sesuatu, at least usaha untuk mempelajari dengan maksimal apa yang sudah
dipunya.’ Kasarnya begitu. Gimana mau jadi center kalau nge-dance aja suka
salah?
Tapi, kan,
wajar dong self pity karena nasib di
ujung tanduk?
Kita lihat
contoh lain. Vocal position, tim My Best. Itu juga isinya bukan trainee populer. Malah rangkingnya juga
enggak bagus-bagus amat. Mereka milih lagu itu karena enggak ada pilihan lain.
Lagu itu enggak dikenal, dan trainee
lain enggak ada yang milih. Mereka terpaksa memilih lagu itu. Sesuai judulnya,
mereka memberikan penampilan terbaik. Dan Kang Sira sukses jadi salah satu trainee yang disukai setelah
penampilannya.
You will get your spot when you
try to earn it. Ini yang
saya pelajari. (Selain hair goals-nya Park Siyeon)
Welcome To IOI
Sejak awal,
saya memang rooting for Somi. Dia
memang bukan penyanyi dengan vokal memukau seperti Sejeong atau Yeonjung. Dia
juga bukan dancing machine seperti
Chungha. Dia juga bukan visual super cantik yang langsung menarik perhatian
seperti Doyeon or Chaeyeon. But, there is
something in her yang bikin dia itu stand
out. Di penilaian awal, di saat trainee
lain ekspektasinya langsung drop
setelah melihat penampilan Somi yang biasa-biasa aja, JeA bilang kalau Somi
punya sesuatu yang membuat dia bisa jadi center.
She’s such a stan atractor.
Namun di
perjalanan sempat cheating juga sih. Empat
jagoan saya adalah Somi, Chungha, Jeon Soyeon, dan Kang Sira. Sayang Soyeon dan
Sira enggak berhasil lolos. (Tapi saya senang karena sebentar lagi mereka akan
debut sebagai penyanyi solo).
Saya sempat
memutuskan untuk enggak ngefans sama siapapun lagi setelah GOT7 dan Red Velvet.
Tapi IOI terlalu berharga untuk dilewatkan. Jadilah akhirnya saya mengikuti
perjalanan mereka. From one show to
another show. From one gig to another gig.
Dan akhirnya
saya mengerti mengapa mereka jadi salah satu rookie group fenomenal. Meski berasal dari berbagai agensi, mereka
terlihat kompak. Mereka saling melengkapi satu sama lain. Beagle line Doyeon-Yoojung-Somi-Chungha, powerful vocalist
Sejeong-Yeonjung, cutie little girl Sohye-Mina, pretty girls Chaeyeon –
Kyulkyung, best leader stone Nayoung. They compliment each other. Sesuai
nama mereka, Ideal of Idols, ya
mereka ini idol yang ideal.
Sejak semula
sudah diberitahu kalau IOI hanya akan bersama-sama selama satu tahun. Ada time limit yang membatasi mereka. Namun
selama satu tahun ini, pencapaian mereka beyond
expectation banget. Karena tahu ada time
limit, saya (dan mungkin fans lain) sudah menekankan pada diri
masing-masing kalau di akhir Januari mereka akan berpisah. Saya pun sudah
menyiapkan diri.
Namun saya
sudah attach terlalu dalam dengan
mereka. Sehingga ketika saat itu tiba, tetap saja ada rasa enggak rela. Ketika
menonton fancam konser terakhir
mereka, Time Slip, rasanya baru
kemarin saya enggak sengaja nonton penampilan Bang Bang, dan sekarang udahan aja gitu?
Ugh, I hate it.
Namun, ya,
kita enggak bisa berharap apa-apa juga. Impossible
mereka bisa bersama, karena dari awal mereka sudah berasal dari tempat berbeda.
Masing-masing agensi sudah menyiapkan yang terbaik buat mereka. Chaeyeon dan
DIA. Chungha dan rencana debut solo. Sejeong dan Mina dengan Gu9udan. Nayoung
dan Kyulkyung dengan PRISTIN. Doyeon dan Yoojung dengan Fantagio new girl group. Sohye dan akting. Yeonjung dan WJSN. Serta
Somi dengan rencana apapun itu yang disiapkan oleh JYP.
Dan pada
akhirnya, yang terbaik sekalipun harus mencapai titik akhir.
But this is not the end. This is
just another beginning for them.
So , with this post, I want to
say thank you IOI for joyful ride. See you again, in your new adventure.
Last but not least, their last
song, Downpour.