Beautiful Liar
Dyah Rinni
Lunetta
terbiasa tinggal bersama ayahnya sejak orangtuanya bercerai. Ayahnya ini penipu
sehingga mereka harus tinggal berpindah-pindah. Entah untuk menghindari kejaran
polisi, atau menghindar dari korban yang ditipu ayahnya. Lalu suatu ketika, Lunetta
harus tinggal bersama ibunya karena posisi ayahnya yang berbahaya.
Lunetta
enggak suka dengan ibunya sehingga dia memutuskan untuk mencari masalah agar
bisa kembali ke ayahnya. Begitu juga ketika Lunetta sekolah di sekolah swasta
elit yang seperti istana kerajaan Yunani. Dia pun memutuskan untuk jadi ‘penipu’
agar dikeluarkan dari sekolah dan kembali ke ayahnya. Tapi kehidupan normal
yang diberikan ibunya lama-lama membuat dia betah. Begitu juga teman-temannya
di sekolah. Termasuk cowok ngeselin yang sering jadi penghalang rencananya,
Badai.
Jadi,
Beautiful Liar ini salah satu
pemenang lomba 7 Deadly Sins yang
diadain GagasMedia tahun lalu.
Gue
udah lama nunggu-nunggu novel ini. Alasannya simply karena pemenang lomba. Ketika lomba itu diadain, sempat
kepikiran buat ikut. Tapi mundur karena susah dan enggak tahu mau nulis apa. Makanya
gue penasaran sama hasil pemenangnya (Psst, salah satunya karya temen gue, mbak
Yuska Vonita. Can’t hardly wait for her
debut novel). Apalagi nama mbak Dyah Rinni yang udah mumpuni bangetlah.
Begitu
tahu novel ini berlatar remaja, makin kagetlah gue. Gimana caranya bisa menulis
novel SMA dengan tema serius begini?
Hasilnya?
Gue speechless.
This novel is
perfect. With capital P.
Tema
yang diangkat unik banget. Bedalah dibanding novel-novel remaja umumnya. Untuk urusan
tema, two thumbs up-lah buat mbak
Dee. Cewek penipu yang dibentuk oleh keadaan. Alasan Lunetta melakukan tindakan
tersebut sesuai dengan umurnya, yaitu kangen sama ayahnya dan merasa sulit
beradaptasi dengan kehidupan baru yang ditawarkan ibunya.
Selain
itu, unsur-unsur pendukung juga khas remaja banget. persahabatan dan cinta,
juga masalah keluarga. Tapi semuanya mendukung tema utama novel ini yang
mengangkat dosa greed.
Unsur-unsur
lain juga patut diacungi dua jempol, seperti alur yang lancar bak jalan tol, chemistry antar tokoh yang kuat banget,
bahkan tokoh minor sekalipun, dan bahasa yang enak dibaca. Emang sih ceritanya
sinetron banget, tapi kalau sinetron kayak begini mah gue mau mantengin tv
he-he.
Kekurangannya
mungkin di editing. Eh itu banyak typo (as usual. We talk about GagasMedia, remember?) dan yang ganggu pas
baca sih pengulangan kata. Maksudnya gue ngerti, salah satu buat dihapus tapi
kayaknya skip jadi ya enggak sempat dihapus, deh. Contoh (lupa halaman berapa
karena gue selesai baca udah lama banget): … saat ini ….. ….. …. Saat ini. nah,
yang kayak begitu tuh sering kejadian.
Kalau
kekurangan lumayan major sih ya penulis yang membiarkan tokoh Bella menghilang
entah ke mana menjelang akhir. Padahal peran dia penting, lho. dan subkonflik
Bella itu sering banget terjadi di kehidupan nyata.
Jadi,
secara keseluruhan, aku puas dengan novel ini. sebuah pembuka yang manis. Dan cover
yang kece. Kalau dijembrengin ketujuh seri ini cakep kali, ya. Dan gue
menasbihkan mbak Dyah Rinni sebagai penulis novel young adult Indonesia nomor
satu yang aku suka. Yihhaaa….