My Life Next Door
Huntley Fitzpatrick
Satu
hal terlarang bagi Samantha Reed adalah The Garretts, alias tetangga di sebelah
rumah. Bagi ibunya yang seorang calon senator, The Garretts adalah bukti bentuk
ketidakpedulian terhadap masa depan karena punya banyak anak. Ada Joel, Alice,
Jase, Duff, George, Harry, Andy, dan Patsy. Soalnya dulu ayah Samantha juga
berasal dari keluarga besar dan meninggalkan ibunya yang sedang hamil dirinya
dan punya anak berumur satu tahun, Tracy.
Diam-diam,
Samantha suka mengintip aktivitas The Garretts. Sampai suatu hari Jase
menghampirinya yang sedang mengawasi keluarga itu di balkon kamarnya. Jase tahu
tentang kebiasaan Samantha. Sejak malam itu, mereka jadi dekat. Samantha juga
dekat dengan anggota keluarga lain, bahkan bekerja sebagai babysitter di sana. Tapi Samantha menyembunyikannya, termasuk dari
sahabatnya, Nan.
Sampai
suatu kejadian membuat hubungan Samantha dan Jase terancam bubar. Enggak hanya
sekadar larangan ibunya, tapi ada nyawa yang terancam di sana.
Finally. Selesai juga baca buku
ini. Awal mula baca ada kali tahun lalu terus stop. Padahal dulu sengaja beli
buku ini abis baca Lola And The Boy next
Door dan gue yang terobsesi dengan cerita-seputar-cowok-tetangga. Sempat
bawa juga buat dibaca waktu di pesawat ke Abu Dhabi, tetap enggak ada progress.
Enggak ngerti kenapa semangatnya drop. Pas mau mulai lagi, lupa udah baca
sampai mana. Akhirnya mulai dari awal lagi. Entah kenapa, agak lama baca buku
ini. Mungkin karena pace yang datar. Padahal
reviewnya buku ini lumayan.
Tapi
cara menulisnya Huntley gue suka. Buat yang cepat bosan dan suka mencari
tantangan, enggak cocok dengan buku ini. Soalnya isinya benar-benar
menceritakan keseharian Samantha.
Ada
banyak isu diangkat di sini. Mulai dari Samantha dan ibunya yang snobbish dan perfeksionis. Ibunya ini
calon senator sehingga pengin semuanya terlihat sempurna. Mau enggak mau hidup
Sam pun dipolitisasi. Apalagi ada Clay, juru kampanye sekaligus pacar ibunya
yang melakukan apa aja asal ibu Sam menang. Pokoknya, semuanya bisa
dipolitisasi sama Clay.
Tentang
Samantha dan Jase yang sama-sama saling jatuh cinta. Lucu deh mereka ini. mulai
dari malu-malu, nge-date berkali-kali, ciuman, sampai coba-coba having sex. Apalagi ada bagian mereka
belanja kondom bareng. Jadi inget film First
Time, tentang sepasang remaja yang penasaran kayak apa sih having sex untuk pertama kalinya itu. Awkward, pastinya.
Ngomong-ngomong
soal Jase, I love him. Tipe boy next door yang sangat
bertanggungjawab. Uniknya, Jase ini kamarnya kayak kebun binatang. Semua binatang
ada di sana. Termasuk ular. Hiyuuuhhh… secara pribadi, gue enggak bakal pacaran
sama Jase. Gila aja lo lagi ciuman dipelototin ular, ha-ha.
Juga
ada hubungan Samantha dan Nan, sahabatnya. Ini twist yang enggak disangka-sangka. Tapi gue setuju dengan sikap
Nan. Sebaik apapun hubungan persahabatan, pasti ada rasa irinya. Apalagi kalau
sahabat kita have a perfect life like a princess, makin
menjadi-jadi deh irinya. Gue rasa wajar jika Nan butuh waktu menjauh dari
Samantha, apalagi ketika Samantha tahu Nan suka nyontek dan semua nilai bagus
selama ini bukan kerjaan dia, melainkan saudara kembarnya yang dicap looser, Tim. Soalnya Nan pasti drop banget.
Ketegangan
cerita baru terasa di seperempat akhir. Ketika suatu kejadian yang mengubah
semuanya. Gue penasaran dengan penyelesaiannya. Dan tipikal YA ya, penyelesaian
pasti manis. Dengan tokoh utama yang bahagia. Semuanya pun bahagia. Bahkan The
Garretts pun bahagia.
Banyak
yang menyamakan Huntley Fitzpatrick dengan Stephanie Perkins. Meski gue suka
novel ini dan gaya menulis Huntley, I prefer
Steph. But this book is worth to read. Such a nice and light story.
0 Comments:
Post a Comment