Point of Retreat
Colleen Hoover
Kehidupan
Layken dan Will enggak berakhir di Slammed. Colleen Hoover mengajak kita
mencaritahu apa yang terjadi setelah Lake lulus sekolah, ibunya meninggal, dan
dia menjadi wali Kel. Plus, hubungan
cintanya dengan Will.
Lake dan
Will sudah kuliah. Mereka membagi waktu seadil mungkin agar enggak sama-sama
kuliah jadi ada waktu untuk menjaga adik mereka, Kel dan Caulder. Jika Slammed
diceritakan berdasarkan PoV Lake, Point of Retreat diceritakan dari PoV Will. Jadi,
kita bisa lebih mengenal Will karena selama di Slammed ada banyak pemikiran
Will yang enggak kebaca karena hanya diceritakan dari sudut pandang Lake.
Di kampus,
Will ketemu mantan pacarnya (lupa namanya. Bacanya udah bulan lalu soalnya). Merasa
enggak bakal ada masalah sama si mantan, Will enggak cerita sama Lake. Tapi,
ketika mereka merencanakan makan malam di rumah Will, si mantan datang. Dan Lake
salah paham. Ketika dijelasin, Lake jadi kepengaruh ucapan si mantan.
Si mantan
yang mempertanyakan apa iya Will mencintai Lake, atau justru kasihan dan merasa
mereka harus ebrsama karena kesamaan nasib. You
know, ditinggal mati orangtua saat remaja dan jadi wali adik yang maish
kecil.
Dibantu Eddie,
Gavin, Kel, Caulder, dan Kirsten, tetangga mereka sekaligus teman sekolah Kel
dan Caulder yang jauh lebih dewasa dibanding umurnya, Will mencoba merebut kembali
hati Lake di club sambil Slam. Dia berhasil. Mereka bahagia.
Cerita selesai
sampai di sana?
Eits, tunggu
dulu. Colleen Hoover punya kejutan untuk kita di paruh kedua novel ini.
So, what I like about this novel?
Simply because I love Slammed and I want to know what happens next? And I want
to know about Will too.
Di awal-awal, kita disuguhi PDA Will dan Lake, sapai-sampai Kel dan Caulder
suka mengernyit jijik pas melihat mereka, hi-hi-hi. Lalu masalah si mantan. Baikan.
Dan kejutan yang diberikan Colleen.
Kayaknya Colleen
suka deh memberi kejutan di paruh kedua buku.
But, sorry to say Colleen, I don’t
like this twist. Terlalu memanjang-manjangkan
masalah. Well, sebenarnya cerita di
buku ini cuma memanjang-manjangkan masalah yang sebenarnya sudah selesai di
Slammed sih. Jahatnya gue, coba itu Colleen kasih aja satu bab epilog di bagian
akhir Slammed dari sudur pandang Will. Kelar cerita, he-he-he.
Tapi, kenapa
gue bertahan membacanya? Simply karena
gue suka gaya menulis Colleen Hoover. Dan karena gue suka Will. Sayangnya di
sini dikit adegan Slam-nya.
Di antara
kedua buku ini, gue lebih suka Slammed. Jika Colleen Hoover berniat menulis
kelanjutan kisah mereka setelah menikah, well,
gue bakalan berpikir seribu kali buat baca. Udah cukup selesai sampai di
Slammed aja.
Tapi kalau
yang mau membaca cerita ringan dan HEA, buku ini worth to try kok.
0 Comments:
Post a Comment