Let’s Put On Your Favorite Lipstick
Sumber gambar: tumblr.com
2016 memang belum berakhir, tapi kalau
boleh mengambil satu trend besar di
tahun ini, itu tentang lipstick. Terlebih liquid
lipstick—perpanjangan dari 2015 sebenarnya. Banyak online shop khusus lipstick bermunculan. Seleb-seleb ngeluarin line lipstick sendiri—I’m still craving Kylie Lip Kit, entah
itu internasional ataupun seleb Indonesia. Bahkan brand lipstick local juga banyak bermunculan—Wardah and Mineral Botanical are my favorite.
Dan gue juga ikut terkena dampak lipstick.
Tepatnya sejak tahun lalu, sih. Gue juga enggak ngerti kenapa bisa kena dampak
lipstick. Gue emang enggak dandan, bahkan dulu aja pakai lipstick males. Tapi
begitu kenal, serasa kena hipnotis gitu.
And now I
can’t live without lipstick.
I don’t want
to write a review or talk about any lipstick brand. I’m not a reviewer nor a
beauty blogger.
Tapi gue cuma pengin ngomong soal lipstick dan efeknya terhadap hidup gue.
Bisa dibilang dulu gue enggak pede pakai
lipstick. Apalagi yang warna terang. Duh, masa iya sehari-hari aja pakai
lipstick warna terang? Sampai suatu ketika, gue nyobain lipstick warna dark red. Dan ternyata enggak selebay
yang gue pikir. Sejak saat itu gue mulai mencoba banyak warna lipstick. Enggak
disangka-sangka, gue jadi tenggelam dalam dunia perlipstickan. Gue mulai hafal
brand yang bagus mana. Gue mulai tahu di mana beli lipstick yang oke. Gue mulai
banyak ngabisin kuota internet dengan jalan-jalan di Instagram mencari warna
lipstick yang oke di online shop.
Yang pasti, pengetahuan gue tentang perlipstickan bertambah dan tentunya, total
duit yang dikeluarin buat lipstick juga bertambah, he-he.
Ketika mencoba lipstick gue enggak
membatasi diri pada pakem tertentu. Gue coba yang warna standar, shocking color, dark color, nude color, anything.
Lipstick matte emang hits banget dan gue suka karena nempel lama di bibir
dan enggak glossy. Dan karena gue
enggak dandan, lipstick yang tepat bisa bikin muka enggak kelihatan terlalu
pucat.
Lewat lipstick juga gue jadi berani mencoba
sesuatu yang selama ini gue rasa enggak mungkin. Gue berani berekspresi lewat
warna. Gue jadi lebih pede dan sebodo amat dengan kata orang. Contohnya ketika
gue pengin tampil gothic serba hitam from head to toe, enggak lupa gue
nambahin lipstick dark purple. Meski
kata orang kayak jurig lah, atau hebohlah, bagi gue itu enggak dimasukin ke
pikiran. Emang, sih, pas beli warna-warna berani gue mikir apa gue berani
makenya? Trus gue diingetin sama salah seorang teman di kantor, sebut saja
namana Mbak S. Dia bilang, “Kalau lo emang suka, ya kenapa enggak beli? Kan elo
yang suka.”
Benar juga, sih. Gue ini yang suka, kenapa
gue harus batal beli karena omongan orang? Di situ gue ngerasa ada yang berubah
dari diri gue. Selama ini gue selalu lebih dengerin kata orang. Pengin lakuin
sesuatu, nanya orang dulu dan ambil keputusan dari perkataan orang. Siapa
sangka kalau sebatang lipstick memberi efek besar buat gue?
It’s not
just about a lipstick. There is something special behind it.
Jadi sekarang, setiap pagi gue selalu
meluangkan waktu buat mikir mau pakai lipstick yang mana ya? I’m not a lipstick junkie. I’m just lipstick lover. Jumlah
lipstick gue enggak banyak, masih bisa dihitung dengan jari. Tapi warnanya
emang beragam.
Satu hal lagi yang gue sadari, gue suka
warna-warna terang dan itu cocok sama style
gue. Red, dark pink, cokelat tua, I loooove that. Sesekali gue tampil tone down dengan warna nude, tapi agak susah milih warna nude yang pas karena salah-salah malah
kayak orang sakit. Sesekali, kalau lagi pengin tampil gothic, gue dengan senang pakai lipstick
dark purple gue.
Dan ketika menulis artikel ini, gue baru
aja nerima kiriman lipstick shocking pink
dari Rimmel. Warna yang berani, sebagai penanda kalau little by little I become a brave girl.
XOXO
iif
0 Comments:
Post a Comment